TEKHNOLOGI WIRELESS
&
WIRELESS ACCESS POINT
I. PENGERTIAN WIRELESS DAN Wi-Fi
Wire = kabel, less = tanpa Jaringan tanpa kabel
Wi-Fi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity
Wi-Fi merupakan kependekan dari "Wireless Fidelity", memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.
Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja.
Tapi Wi-Fi hanya dapat di akses dengan komputer, laptop, PDA atau Cellphone yang telah dikonfigurasi dengan Wi-Fi certified Radio. Untuk Laptop, pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang
telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA - nya menggunakan Windows
XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Windows XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya. Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan “Wi-Fi Hotspot”, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan “Wi-Fi Hotspot” meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat mereka sebagai “Wi-Fi Hotspot” berarti pelanggan mereka dapat mengakses internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan.
Layanan Wi-Fi yang ditawarkan oleh masing-masing “Hots Spot” pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar. Apapun pilihan Anda untuk cara mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja dan kapan saja hingga Anda tidak perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Local (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan access point (atau dikenal dengan hotspot) terdekat. Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a,
802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi
g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005
Istilah Wi-Fi, singkatan dari Wireless Fidelity, sudah tak lagi asing di telinga para pengakses internet. Kehadiran teknologi tanpa kabel yang canggih ini bukan hanya bisa dinikmati oleh pembawa notebook atau laptop tapi juga sudah bisa dinikmati oleh para pecinta gadget mini semacam PDA maupun ponsel pintar seperti communicator. Ibarat
sebuah siaran radio yang hanya bisa diakses sepanjang ada sinyal yang ditangkap oleh
antena radio, begitu juga teknologi Wi-Fi bekerja, pemilik perangkat Wi-Fi dapat mengakses internet dimana saja sepanjang ada sinyal Wi-Fi yang dapat diterima.
Wi-Fi sekarang ini sudah cukup popular di kalangan masyarakat digital. Banyak titik-titik strategis yang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi yang sengaja dipasang oleh pemerintah bekerjasama dengan vendor internet seperti telkom. Dengan Wi-Fi, para pengguna internet bisa merangkul konektivitas tanpa batas di jaringan yang menjangkau frekuensinya. Sebuanh jaringan tanpa kabel atau Wi-Fi dibangun menggunakan standar
802.11 yang dirilis oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Karena mudah dan murah untuk diaplikasikan dan biaya operasionalnya pun murah, maka teknologi Wi-Fi berkembang dengan pesat dan disukai oleh banyak orang.
Ada beragam standar 802.11 yang ditetapkan oleh IEEE. Untuk koneksi Wi-Fi antar perangkat, ada tiga jenis jaringan nirkabel yang ditetapkan oleh IEEE. MEreka adalah standar 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. Yang membedakan masing-masing standar adalah jangkauan frekuensi dan kecepatan transfernya. Kebanyakan perangkat yang dijual saat ini dilengkapi standar 802.11b, meskipun kecepatan transfer datanya lebih lambat daripada kecepatan standar 802.11a. Pasalnya, kebanykan instalasi Wi-Fi saat ini dibangun menggunakan standar 802.11b.
Untuk saat ini, penggunaan akses Wi-Fi bisa dikatakan lebih sebagai konsumsi pribadi walaupun sudah banyak tempat umum seperti taman kota dan kampus yang dilengkapi fasilitas Wi-Fi (hotspot), karena masih beberapa kota saja yang menyediakan. Sebagai konsumsi pribadi sebagai contoh adalah berbagai hotspot yang dipasang di kafe atau hotel-hotel tak lebih untuk lebih menarik minat konsumen untuk datang atau menggunakan fasilitas di tempat tersebut. Keberadaan hotspot memang bisa menjadi nilai tambah bagi cafe dan hotel tersebut karena ada beberapa pengunjung yang datang memang sengaja hanya untuk mencari akses internet.
Teknologi Wi-Fi memang selalu berkembang. Saat ini operator selular juga sudah mulai melakukan penetrasi bisnis di jaringan akses internet nirkabel dengan biaya yang murah. Contohnya paket Telkomsel Flash yang dikeluarkan oleh telkomsel, hanya dengan 125rb/bulan pelanggan dapat melakukan akses internet unlimited. Sungguh suatu kemajuan teknologi Wi-Fi yang harus dimanfaatkan oleh pengguna akses internet.
Berikut adalah kelebihan Wi-Fi:
1. Tidak seperti sistem paket radio, Wi-Fi memanfaatkan spektrum radio yang tidak berlisensi. Sebenarnya, tidak membutuhkan regulasi atau ijin khusus untuk bisa menggunakan akses Wi-Fi
2. Dengan Wi-Fi, anda tak perlu repot mengurus kabel jaringan. Akses internet bisa dilakukan tanpa kabel.
3. Sekarang sudah ada banyak perangkat yang mendukung Wi-Fi yaitu Ponsel, PDA, laptop. Beragam merk dan penyedia layanan fitur Wi-Fi juga bisa dipilih.
4. Jaringan Wi-Fi sifatnya roaming. Artinya perangkat yang berbasis Wi-Fi (contoh laptop) bisa berpindah dari satu akses point ke akses point yang lain dengan mudah.
5. Wi-Fi merupakan standar jaringan nirkabel global. Artinya perangkat Wi-Fi bisa bekerja dimana saja di belahan bumi manapun asal mendapatkan sinyal jaringannya.
Wire = kabel, less = tanpa Jaringan tanpa kabel
Wi-Fi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity
Wi-Fi merupakan kependekan dari "Wireless Fidelity", memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.
Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja.
Tapi Wi-Fi hanya dapat di akses dengan komputer, laptop, PDA atau Cellphone yang telah dikonfigurasi dengan Wi-Fi certified Radio. Untuk Laptop, pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang
telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA - nya menggunakan Windows
XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Windows XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya. Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan “Wi-Fi Hotspot”, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan “Wi-Fi Hotspot” meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat mereka sebagai “Wi-Fi Hotspot” berarti pelanggan mereka dapat mengakses internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan.
Layanan Wi-Fi yang ditawarkan oleh masing-masing “Hots Spot” pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar. Apapun pilihan Anda untuk cara mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja dan kapan saja hingga Anda tidak perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Local (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan access point (atau dikenal dengan hotspot) terdekat. Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a,
802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi
g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005
Istilah Wi-Fi, singkatan dari Wireless Fidelity, sudah tak lagi asing di telinga para pengakses internet. Kehadiran teknologi tanpa kabel yang canggih ini bukan hanya bisa dinikmati oleh pembawa notebook atau laptop tapi juga sudah bisa dinikmati oleh para pecinta gadget mini semacam PDA maupun ponsel pintar seperti communicator. Ibarat
sebuah siaran radio yang hanya bisa diakses sepanjang ada sinyal yang ditangkap oleh
antena radio, begitu juga teknologi Wi-Fi bekerja, pemilik perangkat Wi-Fi dapat mengakses internet dimana saja sepanjang ada sinyal Wi-Fi yang dapat diterima.
Wi-Fi sekarang ini sudah cukup popular di kalangan masyarakat digital. Banyak titik-titik strategis yang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi yang sengaja dipasang oleh pemerintah bekerjasama dengan vendor internet seperti telkom. Dengan Wi-Fi, para pengguna internet bisa merangkul konektivitas tanpa batas di jaringan yang menjangkau frekuensinya. Sebuanh jaringan tanpa kabel atau Wi-Fi dibangun menggunakan standar
802.11 yang dirilis oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Karena mudah dan murah untuk diaplikasikan dan biaya operasionalnya pun murah, maka teknologi Wi-Fi berkembang dengan pesat dan disukai oleh banyak orang.
Ada beragam standar 802.11 yang ditetapkan oleh IEEE. Untuk koneksi Wi-Fi antar perangkat, ada tiga jenis jaringan nirkabel yang ditetapkan oleh IEEE. MEreka adalah standar 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. Yang membedakan masing-masing standar adalah jangkauan frekuensi dan kecepatan transfernya. Kebanyakan perangkat yang dijual saat ini dilengkapi standar 802.11b, meskipun kecepatan transfer datanya lebih lambat daripada kecepatan standar 802.11a. Pasalnya, kebanykan instalasi Wi-Fi saat ini dibangun menggunakan standar 802.11b.
Untuk saat ini, penggunaan akses Wi-Fi bisa dikatakan lebih sebagai konsumsi pribadi walaupun sudah banyak tempat umum seperti taman kota dan kampus yang dilengkapi fasilitas Wi-Fi (hotspot), karena masih beberapa kota saja yang menyediakan. Sebagai konsumsi pribadi sebagai contoh adalah berbagai hotspot yang dipasang di kafe atau hotel-hotel tak lebih untuk lebih menarik minat konsumen untuk datang atau menggunakan fasilitas di tempat tersebut. Keberadaan hotspot memang bisa menjadi nilai tambah bagi cafe dan hotel tersebut karena ada beberapa pengunjung yang datang memang sengaja hanya untuk mencari akses internet.
Teknologi Wi-Fi memang selalu berkembang. Saat ini operator selular juga sudah mulai melakukan penetrasi bisnis di jaringan akses internet nirkabel dengan biaya yang murah. Contohnya paket Telkomsel Flash yang dikeluarkan oleh telkomsel, hanya dengan 125rb/bulan pelanggan dapat melakukan akses internet unlimited. Sungguh suatu kemajuan teknologi Wi-Fi yang harus dimanfaatkan oleh pengguna akses internet.
Berikut adalah kelebihan Wi-Fi:
1. Tidak seperti sistem paket radio, Wi-Fi memanfaatkan spektrum radio yang tidak berlisensi. Sebenarnya, tidak membutuhkan regulasi atau ijin khusus untuk bisa menggunakan akses Wi-Fi
2. Dengan Wi-Fi, anda tak perlu repot mengurus kabel jaringan. Akses internet bisa dilakukan tanpa kabel.
3. Sekarang sudah ada banyak perangkat yang mendukung Wi-Fi yaitu Ponsel, PDA, laptop. Beragam merk dan penyedia layanan fitur Wi-Fi juga bisa dipilih.
4. Jaringan Wi-Fi sifatnya roaming. Artinya perangkat yang berbasis Wi-Fi (contoh laptop) bisa berpindah dari satu akses point ke akses point yang lain dengan mudah.
5. Wi-Fi merupakan standar jaringan nirkabel global. Artinya perangkat Wi-Fi bisa bekerja dimana saja di belahan bumi manapun asal mendapatkan sinyal jaringannya.
II. SEJARAH / RIWAYAT Wi-Fi
Perkembangan teknologi wireless saat ini berkembang sangat cepat seiring dengan kebutuhan informasi yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kemampuan komunikasi secara bergerak, keandalan sistem semakin meningkat, kerahasiaan informasi tejamin, biaya pembangunan relatif lebih murah dibanding wireline dan ketersediaan pelayanan yang semakin tinggi, tidak terbatas waktu dan tempat sehingga konsumen dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun berada.
WI-FI ( Wireless Fidelity) merupakan teknologi WLAN yang sedang berkembang pesat yang mengunakan standar pengembangan dari IEEE 802.11 yaitu : 802.11.b;
802.11.a; dan 802.11.g. WLAN sendiri merupakan sistem komunikasi data yang mampu
menggantikan atau memperluas jaringan wired LAN untuk memperoleh fungsi nilai
tambah, menggunakan teknologi Radio Frekuensi (RF), transmit dan receive data melalui gelombang udara, melewati dinding, langit-langit dan bahkan struktur semen, tanpa menggunakan jaringan kabel. WLAN mampu menyediakan semua fitur dan manfaat dari teknologi tradisional LAN seperti Ethernet atau Token Ring tetapi dengan kelebihan tanpa menggunakan kabel, sehingga mobile dan fleksibel.
Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Motorola dengan maksud untuk merancang suatu jaringan tanpa kabel di suatu kantor. Dengan WirelessLAN (WLAN) banyak manfaat yang diperoleh diantaranya karena menggunakan sinyal radio RF maka transmit dan receive data melalui gelombang udara sehingga dapat mengantikan kabel- kabel jaringan yang berserakan pada suatu ruangan, kemampuan mobilitasnya memungkinkan konsumen dapat mengakses jaringan kapan dan dimanapun berada sesuai dengan coveragenya, kemudian yang tak kalah pentingnya adalah biaya untuk memanfaatkan teknologi ini yang relatif murah karena menggunakan frekuensi ISM yaitu
2,4 GHz dan frekuensi UNII 5 GHZ dimana alokasi frekuensi ini merupakan frekuensi yang bebas penggunannya. Pengaturannya hanya dalam hal tertentu saja seperti power transmit yang tidak melebihi 1W atau 30 dBm.
WLAN standar IEEE 802.11.b mempunyai bandwidth 22 MHz yang terbagi menjadi 3 alokasi yang berbeda. Interferensi akan terjadi bila penggunaan reuse frekuensi
ini berada pada satu kawasan yang sama. Sehingga sangat diperlukan pengaturan terhadap pembangunan hotspot antar operator WISP untuk menghindari interferensi.
Pada awal perkembangannya teknologi Wi-Fi ini indentik dengan standar IEEE
802.11.b, hal ini dikarenakan teknologi dengan standar ini yang berkembang sangat pesat, namun seiring dengan perkembangan teknologi wirelessLAN maka sebutan Wi-Fi juga digunakan untuk standar IEEE lainnya yaitu IEEE 802.11.a, dan IEEE 802.11.g, dimana masing-masing standar kompatibel satu dengan lainnya. Istilah “Wi-Fi” (Wireless Fidelity) menunjukkan adanya sertifikasi oleh Wi-Fi Alliance, yang merupakan asosiasi internasional nonprofit 802.11 produk vendor, Wi-Fi sertifikasi berarti bahwa produk
802.11 sudah dilakukan pengetesan untuk mampu interoperabilty dengan produk
sertifikasi yang lain. Ini berarti kita dapat menggunakan Wi-Fi Certified product dengan
Wi-Fi Certified 802.11 networks baik berbasis MAC atau Windows-based networks. Selain itu meskipun produk 802.11 tidak memiliki sertifikasi akan dapat bekerja dengan baik dengan device yang bersertifikasi. Wi-Fi Certified logo merupakan jaminan interoperability.
Teknik modulasi yang digunakan untuk masing-masing standar berbeda. Standar IEEE 802.11.b menggunakan teknik modulasi teknologi spread spectrum, sedangkan yang lainnya menggunakan teknik modulasi teknologi OFDM. Masing-masing teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun kelebihan yang dimiliki OFDM yang sangat bermanfaat adalah ketahanannya terhadap lingkungan propagasi multipath. Sehingga sangat baik diterapkan untuk lingkungan perkotaan yang banyak gedung-gedung tinggi sebagai penghalang utama terhadap LOS.
Berikut ini adalah Sejarah / Generasi Jaringan Wireless:
a. GENERASI I
Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an). Advanced Mobile Phone Service (AMPS) pertama kali diperkenalkan di New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. AMPS merupakan sistem telepon wireless analog, untuk ukuran waktu itu, cukup sukses di Amerika. AMPS berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat.
Namun AMPS masih banyak memiliki kelemahan dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari pengguna akan segera terputus apabila dia berada di luar jangkauan area, efisiensi yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spektrum yang
menyebabkan hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu
bersamaan, dan sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan kemampuan kompresi dan coding data.
Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran waktu itu. Generasi-1 telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan diluncurkannya paling tidak 9 standar sistem analog di awal tahun 1980-an, seperti Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access Communications System (TACS) di Inggris, C450 di Jerman, dll., dimana satu sama lain tidak saling berinterkoneksi.
b. GENERASI II
Generasi-2 telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa. Dalam sistem baru juga harus terdapat kemampuan yang dapat mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak pengguna untuk menampung penambahan jumlah subscriber baru. Karena tidak dapat dilakukan dengan sistem analog, maka menggantinya dengan sistem digital. Standar baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile Communications (GSM).
GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe Speciale Mobile, sebuah badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi bersama untuk menciptakan standar GSM tersebut. Generasi-2 (2G) di Amerika Serikat ditandai dengan diluncurkannya standar jaringan baru yang juga bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA – Time Division Multiple Access) danIS-95 atau cdma-One, yang merupakan sistem digital yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) diperkenalkan oleh Qualcomm (pertengahan 1990-an). Untuk negara-negara di benua Asia, pertama kali mereka mengadopsi sistem telepon wireless digital dengan menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di negara Jepang, berkembang sistem Personal Digital Cellular (PDC)
yang mereka kembangkan sendiri dan hanya berlaku di negeri itu.
Jepang sendiri hingga saat ini telah mengembangkan sendiri sistem digital
selulernya hingga meninggalkan negara-negara di kawasan lainnya ditandai dengan kemajuan layanan dan terus bertambahnya jumlah subscriber di jaringan mereka, namun demikian sistem yang mereka kembangkan tetaplah sistem yang eksklusif dan hanya berlaku di Jepang saja.
Sistem telepon wireless/ seluler digital memberikan beberapa kelebihan, yaitu suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, efisiensi spektrum/ frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan coding data digital.
c. GENERASI III
Teknologi wireless generasi-3 (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. Kesepakatan 3G tertuang dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan antara lain memutuskan bahwa standar 3G akan bercabang menjadi 3 standar sistem yang akan diberlakukan di dunia, yaitu Enhanced Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA (WCDMA), dan CDMA2000.
Teknologi 3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai :
• menambah efisiensi dan kapasitas jaringan
• menambah kemampuan jelajah (roaming)
• untuk mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi
• peningkatan kualitas layanan (Quality of Service – QOS)
• mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internet)
III. STANDAR Wi-Fi
Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat maka perlu diterapkan konsep standarisasi terhadap penggunaan teknologi yang akan diterapkan. Tujuannya secara luas adalah untuk mengurangi biaya alat dan komponen melalui integrasi dan economic of scale yaitu untuk memproduksi suatu peralatan secara mass production sehingga biaya produksi dapat ditekan sehingga murah.. Pada tabel 1 dibawah ini terlihat standar IEEE masing-masing teknologi Wi-Fi.
IV. PERANGKAT Wi-Fi
• Penerus Sinyal
Access Point atau sering disebut dengan AP, sebenarnya mempunyai kesamaan fungsi dengan hub dan switch. Kalau saya sih senang menyebutnya dengan station pemancar daripada penerus sinyal. Access point merupakan tipe spesial dari wireless station yang menerima transmisi radio dari station radio lainnya di jaringan wireless dan meneruskan sinyal-sinyal tersebut ke jaringan terakhir.Access Point bisa
merupakan sebuah perangkat yang berdiri sendiri atau sebuah komputer yang
berisikan sebuah adapter jaringan wireless yang berh bungan dengan special access point management software.
• Penerima Sinyal
Berikut ini merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk menerima sinyal Wi-Fi yang disebarluaskan oleh AP (Access Point).
o PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), yang biasa digunakan untuk laptop.
o PCI WLAN Card, digunakan untuk PC (personal computer) atau komputer jangkrik yang tidak bisa diangkat-angkat.
o USB Wi-Fi, bisa digunakan untuk laptop atau PC yang ada port USB-nya.
Biasanya harganya lebih murah dan mudah dibawa, tapi entah kalau untuk barang dibawah ini, “linksys dan microsoft sih”.
o CF (Compact Flash) digunakan untuk PDA (Personal Digital Assistant), Anda punya PDA?
Sistem Infra Structure membutuhkan sebuah perangkat khusus atau dapat difungsikan sebagai Access point melalui software bila mengunakan jenis Wireless Network dengan perangkat PCI card. Mirip seperti Hub Network yang menyatukan sebuah network tetapi didalam perangkat Access Point menandakan sebuah sebuah central network dengan memberikan signal (melakukan broadcast) radio untuk diterima oleh computer lain. Untuk mengambarkan koneksi pada Infra Structure dengan Access point minimal sebuah jaringan wireless network memiliki satu titik pada sebuah tempat dimana computer lain yang mencari menerima signal untuk masuknya kedalam network agar saling berhubungan. Sistem Access Point (AP) ini paling banyak digunakan karena setiap computer yang ingin terhubungan kedalam network dapat mendengar transmisi dari Access Point tersebut. Access Point inilah yang memberikan tanda apakah disuatu tempat memiliki jaringan WI-FI dan secara terus menerus mentransmisikan namanya - Service Set IDentifier (SSID) dan dapat diterima oleh computer lain untuk dikenal. Bedanya dengan HUB network cable,
HUB mengunakan cable tetapi tidak memiliki nama (SSID). Sedangkan Access point
tidak mengunakan cable network tetapi harus memiliki sebuah nama yaitu nama untuk SSID.
Keuntungan pada sistem access point (AP mode):
- Untuk sistem AP dengan melayani banyak PC tentu lebih mudah pengaturan dan computer client dapat mengetahui bahwa disuatu ruang ada sebuah hardware atau computer yang memancarkan signal Access Point untuk masuk kedalam sebuah network.
- bila mengunakan hardware khusus, maka tidak diperlukan sebuah PC berjalan
24 jam untuk melayani network. Banyak hardware Access point yang yang dihubungkan ke sebuah hub atau sebuah jaringan LAN. Dan computer pemakai Wi-Fi dapat masuk kedalam sebuah jaringan network. Dan sistem security pada model AP lebih terjamin. Untuk fitur pengaman sebuah Hardware Access Point memiliki beberapa fitur seperti melakukan block
IP, membatasi pemakai pada port dan lainnya.
- Sebuah Access point baik berupa sebuah card WI-FI yang ditancapkan pada slot computer atau jenis USB card dan lainnya dengan mengaktifkan fungsi Access point ataupun sebuah alat khusus Access point yang berdiri sendiri dengan antena dan adaptor power bisa difungsikan sebagai Bridge network, router (gateway).Sistem Access point juga diterapkan pada sebuah layanan service. Misalnya layanan network disebuah terminal airport atau layanan khusus yang dibuat sebuah service provider untuk internet umumnya mengunakan sistem Adhoc. Pada sistem layanan tersebut biasanya pemakai Wi-Fi harus login sesuai ketentuan yang diperlukan dari penyelangara service tersebut. Contoh pada gambar dibawah ini. Setting tersebut digunakan oleh Windows dimana pemakai memilih apakah akan terkoneksi ke jaringan bebas misalnya layanan service internet dari sebuah service provider (ISP), atau untuk memasuki jaringan dari sebuah network atau melakukan hubungan dengan computer lain secara peer to peer.
- Pemakai dapat memberikan sebuah nama untuk satu alata Access Point. Nama
tersebut dikenal dengan Service Set IDentifier (SSID) atau nama sebuah
network dan dipengaruhi oleh huruf besar kecil (case sensitive). Untuk batas memiliki panjang maksimum 32 karakter untuk sebuah nama SSID network. SSID nantinya akan dibawah sebagai nama dari gelombang frekuensi yang diterima oleh card WI-FI lain agar dikenal keberadaannya oleh computer lain. Bila digambarkan secara sederhana, misalnya sebuah computer dalam kondisi Access Point mode atau sebuah hardware diberikan nama "pcgue", maka bisa dibayangkan alat tersebut atau computer tersebut sedang berteriak dengan nama PCGUE , dan computer lain akan mengenal oh disana ada network WI-FI dengan nama PCGUE sebagai nama SSID.
V. KONFIGURASI JARINGAN Wi-Fi
Tekonologi Wi-Fi memungkinkan subscriber unit untuk berkomunikasi dan mengakses jaringan melalui akses poin dengan menggunakan propagasi radio sebagai media transmisi. Sel yang merupakan coverage area dimana komunikasi antara subscriber unit dan akses poin terjadi merupakan bangunan dasar dari teknologi ini. Luas coverage dari suatu sel sangat tergantung kepada kuat sinyal ang dipropagasikan serta kondisi lingkungan antara subscriber unit dan akses poin.
Secara umum topologi Jaringan Wi-Fi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu BSS (Basic Service Set) dan ESS (Extended Service Set). BSS terbagi menjadi dua yaitu Independent Basic Service Set disebut juga jaringan ad-hoc dan Infrastruktur Basic Service Set. Pada mode ad-hoc antar komputer saling berkomunikasi secara langsung dan tidak memerlukan akses point. Sedangkan pada mode infrastruktur, network traffic melalui wireless akses point. Dalam jaringan mode infrastruktur, wireless ethernet segmen dapat dengan mudah ditambahkan pada traditional wired network untuk
membuat integrasi wired dan wireless network.
a. BSS (Basic Service Set)
Ad-hoc Wireless Network merupakan pilihan konfigurasi jaringan yang inexpensive dan fleksibel. Jaringan Wi-Fi mode ad-hoc secara keseluruhan berbentuk wireless. Tiap workstation terhubung peer to peer terhadap workstation yang lain. Pada mode ad-hoc antar komputer saling berkomunikasi secara langsung dan tidak memerlukan akses point. Sedangkan pada mode infrastruktur, network traffic melalui wireless akses point. Dalam jaringan mode infrastruktur, wireless ethernet segmen dapat dengan mudah ditambahkan pada traditional wired network untuk membuat integrasi wired dan wireless network.. Contoh independent dan infrastruktur basic service set dapat dilihat pada gambar . 2 dibawah ini :
b. ESS (Extended Service Set)
ESS merupakan suatu jaringan yang terdiri dari kumpulan jaringan infrastruktur BSS yang saling terhubung melalui Distribution System (DS).Sebuah jaringan dalam mode infrastruktur bergantung pada hubungannya dengan akses point. Masing-masing
workstation saling berkomunikasi melalui akses point bukan secara langsung dengan
workstation yang lain. Pada mode ini sekuritas menjadi hal yang sangat penting. Contoh mode ESS (Extended Service Set) dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini :
VI. KALKULASI LINK BUDGET
Dalam system kominikasi radio, kondisi lingkungan yang berada pada lintasan gelombang radio tersebut memiliki potensi untuk menimbulkan redaman dan menimbulkan efek multipath fading. Disamping kondisi lingkungan, performansi komunikasi radio juga dipengaruhi oleh frekuensi kerja yang digunakan serta jarak tempuh lintasan. Link budget merupakan salah satu cara untuk menentukan parameter- parameter perangkat radio guna memenuhi persyaratan kualitas BER tertentu. Oleh karena itu perhitungan link budgetmerupakan unsur yang penting dalam merencanakan
sistem radio untuk memastikan bahwa setiap pengguna dapat mengakses jaringan.
- Redaman Lintasan Free Space
Model propagasi free space digunakan untuk memperkirakan kuat sinyal bila pada lintasan LOS antara transmitter dan receiver tidak terdapat penghalang (obstacle) Persamaan free space loss adalah sebagai berikut :
PL(dB) = 32,5 + 20 log f (MHz) + 20 log d (Km)
Dalam perhitungan model propagasi dalam skala yang besar perlu ditentukan titik referensi pada jarak dekat (d0) yang digunakan sebagai titik referensi daya terima
dalam menghitung daya terima Pr(d) untuk semua jarak dmana d > d0. Titik referensi
d0 yang dipilih selain harus berada pada daerah far field atau lebih besar dari daerah fraunhofer (df) tetapi harus lebih kecil dari jarak yang digunakan dalam aplikasi praktis. Besarnya daya terima pada jarak d dimana d ≥ d0 ≥ df dinyatakan sebagai berikut :
- Redaman Lintasan Log-Distance
Pada model redaman lintasan log-distance, nilai redaman lintasan tidak hanya dipengaruhi oleh jarak seperti pada model redaman lintasan free-space, namun juga memnperhitungkan kondisi lingkungan yang pada umumnya tidak ideal. Pada model
ini nilai rata-rata dari redaman lintasan untuk jarak transmister-receiver tertentu dinyatakan sebagai fungsi jarak dengan menggunakan path loss exponent (n), dengan persamaan sebagai berikut :
dimana (n) menunujukkan laju pertambahan redaman lintasan terhadap jarak. Nilai (n) tergantung pada kondisi lingkungan antara transmister dan receiver, sebagaiman tertera pada table berikut :
VII. PROPAGASI GELOMBANG DALAM RUANGAN
- Dalam melakukan perancangan Wi-Fi untuk dalam ruangan perlu perlakuan khusus dengan mempertimbangkan hal-hal seperti tersebut dibawah ini yaitu :
- Orang-orang yang berjalan dalam suatu ruangan akan mnenyebabkan tambahan redaman multipath sebesar 10 dB
- Bangunan dengan sedikit konstruksi metal dan pemisah ruangan akan menyebabkan delay spread sebesar RMS 30 s/d 60 ns.
- Bangunan dengan konstruksi yang sebagaian besar metal dengan kondisi ruangan gang terbuka akan menyebabkan delay spread sebesar s/d 300ns
- Antar lantai dengan lantai terbuat dari semen menghasilkan redaman yang lebih rendah dibandingkan dengan lantai yang terbuat dari metal.
- Kuat sinyal terima meningkat dengan semakin tinggi bangunan, semakin tinggi lantai loss semakin rendah. 15 dB untuk first floor, 6 dB untuk lantai berikutnya sampai
lantai empat. 1-2 dB untuk lantai diatas lantai empat.
- Penetrasi gelombang radio/ building loss tergantung pada bahan material bangunan, orientasi, layout bangunan, ketinggian, jumlah persentasi jendela (6 dB loss
berkurang melalui jendela), dan frekuensi.
- Redaman bangunan 2 s/d 38 dB.
Delay spread adalah rambatan gelombang multipath menghasilkan lintasan sinyal dengan berbagai lintasan yang berbeda sehingga menyebabkan perbedaan waktu tiba yang berbeda pula pada receiver. Hal ini dapat menyebabkan ISI (Inter Symbol Interference). Dengan teknik modulasi OFDM masalah intersimbol ini dapat menjadi solusi. ISI juga disebabkan oleh near far efek yaitu dimana semakin jauh dengan
transceiver maka kualitas sinyal akan semakin buruk. Oleh karena itu perlu pengaturan power transmit sehingga secara rata-rata RSL sama. Namun dalam perancangan Wi-Fi masalah pengaturan power transmit ini tidak terlalu berpengaruh karena coverage untuk
satu akses poin relatif kecil maksimum 100 m.
VIII. PERANCANGAN ARSITEKTUR Wi-Fi
Gambar 8 dibawah ini menunujukkan perancangan jaringan arsitektur Wi-Fi. Arsitektur ini merupakan dasar untuk aplikasi baik pada lingkungan korporat, SOHO, public hotspot bahkan untuk Metropolitan Area Network (MAN) dengan menggunakan
metode nano sel.
IX. CARA KERJA Wi-Fi :
- Klien mengirim Extensible Authentication Protocol (EAP) sebagai titik awal ke
Access Point (AP).
- AP mengirimkan pesan berisi identitas AP ke EAP-request.
- EAP-response dari klien mengirimkan kembali paket dengan identitas klien ke dalam
Authentication Server.
- Authentication Server menjawab dengan diperbolehkan/tidaknya klien masuk dalam jaringan WLAN. Jika diperbolehkan, maka server akan mengirim kembali identitas
dan “ijin” ke klien melalui authenticator. Jika tidak, maka akan ada pemberitahuan penolakan dari server.
- Authenticator memberikan pemberitahuan kepada klien jika klien diberi hak atas penggunaan jaringan.
- Klien mendapatkan akses untuk menggunakan jaringan.
Dapat digambarkan sebagai berikut:
X. MODEL BISNIS TEKNOLOGI Wi-Fi
Yang paling utama dalam menerapkan bisnis ini adalah dengan mencari model bisnis apa yang paling tepat untuk diterapkan (Bill Gates: Competition is not among product but among bussiness model). Dalam hal ini ada enam model bisnis yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menerapkan teknologi Wi-Fi yaitu :
1. Venue menggelar dan memiliki sendiri, WISP hanya sebagai ISP.
- Venue membuat semua solusi WI-FI termasuk skema harga & billing, kecuali koneksi disewa dari ISP
- Venue mendapat Revenue 100%
- WISP mendapat revenue hanya dari sewa koneksi
2. Venue sebagai pemilik, WISP sebagai sistem integrator
- Venue membeli dan memiliki infrastruktur WI-FI dan sistem Backend-nya
- Venue menyewa koneksi dari WISP
- Harga dan billing ditetapkan oleh venue
- Venue mendapat Revenue 100%
- WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi
WI-FI
- WISP memperoleh pembayaran pertama untuk jasa profesional yang diberikannya
- WISP mendapat bayaran rutin untuk maintenance dan support
3. Venue menyewa infrastruktur dari WISP
- Venue menyewa seluruh infrastruktur dari WISP
- Skema harga dan billing ditetapkan venue
- Venue mendapat Revenue 100%
- Venue membayar secara berkala (bulanan, catur wulanan atau tahunan) sewa solusi
Wi-Fi, infrastruktur dan koneksi serta sistem backend-nya kepada WISP
- WISP menyediakan koneksi
- WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi
Wi-Fi
- WISP tidak mendapat revenue dari hotspot
4. Partnership Venue – WISP
- Venue tidak menyediakan, memiliki atau membayar untuk solusi WI-FI apapun
- Venue menyediakan lokasi
- Venue memperoleh bagaian dari revenue yang dihasilkan
- WISP menyediakan koneksi, jasa profesional, infrastruktur, sistem backend
- WISP mendapat sebagaian besar revenue
5. WISP sebagai pemilik
- WISP menyediakan tempat atau membayar venue untuk penggunaannya
- WISP menyediakan dan menggelar seluruh solusi WI-FI
- WISP mendapat revenue 100%
6. Model Agregator
- Venue mengontrak ISP untuk koneksinya
- Venue membeli peralatan WI-FI dari agregator atau vendor H/W yang direkomendasikan
- Venue menjadi bagian dari jaringan hotspot aggregator
- Venue menentukan sendiri harga akses untuk lokasinya
- End user bisa langsung mendaftar dengan agregator atau dengan venue
- End user memperoleh akses ke setiap hotspot yang ada di jaringan agregator termasuk laokasi yang dimiliki venue
- Venue mendapat sebagian besar revenue yang diperoleh dari cutomernya sendiri, yang mendaftar dilokasinya (80%)
- Venue mendapat bonus sekian tiap kali user agregator log-in melalui hotspotnya
- Venue mendapat bonus setiap kali ia mendaftarkan customer untuk aggregator
- Keuntungan : Local roaming antar jaringan hotspot agregator dan jaringan agregator terus berkembang.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi baik 2,4 GHz maupun 5 GHz yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas,
5/2/2004). Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas. Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya. Bila interferensi tersebut berlanjut karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel
ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical). Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.
Teknologi Wi-Fi sangat tepat digunakan untuk menjadi solusi akses internet secara cepat tanpa kabel dengan kelebihan biaya infrastruktur murah dan sangat tepat untuk digunakan dalam lingkungan korporat, SOHO dan public hotspotbahkan untuk mencover suatu Metropolitan Area Network (MAN)
Kapasitas pengguna untuk satu akses point tiap nano selnya sangat tergantung pada bandwidth yang ditawarkan kepada user. Untuk kapasitas 11 Mbps dengan efisiensi
70% berarti maksimum throughput 7,7 Mbps sehingga setiap akses point dapat memberikan bandwith akses untuk 256 Kbps sebanyak 30 pengguna secara bersamaan.
Model Bisnis yang tepat merupakan sarana untuk memanfaatkan teknologi ini sehingga mampu bersaing dengan teknologi lainnya yang telah lebih dahulu tersedia.
Sumber : http://jak-stik.ac.id/staff/aqwam/?en_6.-komunikasi-data,51
0 komentar:
Posting Komentar