Kamis, 18 Mei 2017

Materi 9

PROTOKOL


Protokol adalah sekumpulan hukum dan aturan yang harus ditaati oleh dua station (Komputer atau terminal), sehingga data dapat dikirimkan dari satu station ke station yang lain. Protokol juga berisi aturan-aturan penyesuaian detak pada penerima, untuk menentukan station mana yang mempunyai kendali atas sambungan, untuk mendeteksi kesalahan, dan untuk mengatur aliran data. Protokol harus meyakinkan bahwa sembarang data tidak boleh mirip dengan pola penyesuaian.
Banyak protokol komunikasi komputer telah dikembangkan untuk membentuk jaringan komputer. Kompetisi antar perusahaan komputer seperti DEC, IBM dll. menelurkan berbagai standart jaringan komputer. Hal ini menimbulkan kesulitan terutama jika akan dilakukan interkoneksi antar berbagai jenis komputer dalam wilayah yang luas. Dari uraian tentang OSI dijelaskan bagaimana setumpuk protokol (atau protocol stack) OSI bekerja dalam sistem jaringan komputer. Model protokol teoritis OSI sulit dibuat. Karena itu TCP/IP yang berkembang kemudian adalah berupa protokol dengan tiga sampai lima lapis fungsi saja. Namun satu atau dua protokol yang ada pada TCP/IP mengikuti  model protokol OSI.
     Dalam uraian ini hanya dipaparkan TCP/IP pada jaringan komputer memakai ethernet. Namun jaringan komputer yang dibuat dengan dasar Token ring atau model lainnya masih bisa menerapkan TCP/IP karena lapisan networking dapat berada diatas lapisan fisik dan lapisan data link.
            Internet Protocol dikembangkan pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency ( DARPA) pada tahun 1970 sebagai awal dari usaha untuk mengembangkan protokol  yang dapat melakukan interkoneksi berbagai jaringan komputer yang terpisah, yang masing-masing jaringan tersebut menggunakan teknologi yang berbeda. Protokol utama yang dihasilkan proyek ini adalah Internet Protocol (IP). Riset yang sama dikembangkan pula yaitu beberapa protokol level tinggi yang didesain dapat bekerja  dengan IP. Yang paling penting dari proyek tersebut adalah Transmission Control Protocol (TCP), dan semua grup protocol diganti dengan TCP/IP suite. Pertamakali TCP/IP diterapkan di ARPANET, dan mulai berkembang  setelah Universitas California di Berkeley mulai menggunakan TCP/IP  dengan sistem operasi  UNIX.  Selain Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) ini yang mengembangkan Internet Protocol, yang juga mengembangkan TCP/IP adalah Department of defense (DOD).  
             Ada beberapa istilah yang sering ditemukan didalam pembicaraan mengenai TCP/IP, yaitu diantaranya :
Host atau end-system, Seorang pelanggan pada layanan jaringan komunikasi. Host biasanya berupa individual workstation atau personal computers (PC) dimana tugas dari Host ini biasanya adalah menjalankan applikasi dan program software server yang berfungsi sebagai user dan pelaksana pelayanan jaringan komunikasi.
Internet, yaitu merupakan suatu kumpulan dari jaringan (network of networks) yang menyeluruh dan menggunakan protokol TCP/IP  untuk berhubungan seperti virtual networks.
Node, adalah istilah yang diterapkan untuk router dan host.protocol, yaitu merupakan sebuah prosedur standar atau aturan untuk pendefinisian dan pengaturan transmisi data antara komputer-komputer.
Router, adalah suatu devais yang digunakan sebagai penghubung antara dua network atau lebih.  Router berbeda dengan host karena router bisanya bukan berupa tujuan atau data traffic. Routing dari datagram IP biasanya telah dilakukan dengan software. Jadi fungsi routing dapat dilakukan oleh host yang mempunyai dua networks connection atau lebih.   
            Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, TCP/IP juga dikembangkan oleh Department of Defense (DOD). DOD telah melakukan proyek penelitian untuk menghubungkan beberapa jaringan yang  didesain oleh berbagai vendor untuk menjadi sebuah networks of networks (Internet). Pada awalnya hal ini berhasil karena hanya menyediakan pelayanan dasar seperti file transfer, electronic mail, remote logon.    Beberapa komputer dalam sebuah departemen dapat menggunakan TCP/IP (bersamaan dengan protokol lain) dalam suatu  LAN tunggal. Komponen IP menyediakan routing  dari departmen ke network enterprise, kemudian ke jaringan regional  dan akhirnya ke global internet. Hal ini dapat menjadikan jaringan komunikasi dapat  rusak, sehingga untuk mengatasinya maka kemudian DOD mendesain TCP/IP yang dapat memperbaiki dengan otomatis apabila ada node atau saluran telepon yang gagal.  Hasil rancangan ini memungkinkan untuk membangun jaringan yang sangat besar  dengan pengaturan pusat yang sedikit. Karena adanya perbaikan otomatis maka masalah dalam jaringan  tidak  diperiksa dan tak diperbaiki untuk waktu yang lama.
Seperti halnya protokol  komunikasi yang lain, maka  TCP/IP pun mempunyai beberapa layer, layer-layer itu adalah :
Þ             IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke node. IP mendahului setiap paket  data berdasarkan  4 byte (untuk versi IPv4) alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities  menciptakan range angka untuk organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya  untuk departemen. IP bekerja pada  mesin gateaway yang memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
Þ             TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki pengiriman data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang di tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian  melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap.
Sockets yaitu merupakan nama yang diberikan kepada subrutin paket yang menyediakan akses ke TCP/IP pada kebanyakan sistem. Protokol yang dikembangkan diberi nama InterNet Protocol (pada network layer) [1] dan Transmission Control Protocol (pada transport layer) [2] atau disingkat TCP/IP. Berbagai protokol tambahan kemudian dikembangkan untuk mengatasi berbagai masalah dalam jaringan TCP/IP. Jaringan komputer menggunakan TCP/IP kini lebih dikenal sebagai jaringan InterNet. Tampak bahwa jaringan InterNet berkembang dari kebutuhan dan implementasi di medan sehingga jaringan komputer ini terus disempurnakan. Saat ini TCP/IP merupakan standard pada sistem operasi UNIX dengan disertakan socket library untuk programmer di UNIX mengakes langsung ke TCP socket. Semua standard yang digunakan pada jaringan TCP/IP dapat diperoleh secara cuma-cuma dari berbagai komputer di InterNet.
            Selain TCP/IP sebetulnya keluarga protokol yang dikembangkan oleh OSI/ISO seperti X.25/X.75/X.400 juga mulai digunakan oleh beberapa institusi. Sayang segala informasi tentang protokol ini harus dibeli oleh kita ke ISO. Hal ini menyebabkan perkembangan ISO/OSI tersendat tidak seperti TCP/IP. Untuk jangka panjang, kemungkinan TCP/IP akan menjadi standart dunia jaringan komputer. Dalam artikel ini akan dijelaskan prinsip kerja TCP/IP.

A.      Standartisasi.

Protokol merupakan karakter hukum formal. Dalam hubungan internasional, protokol mengurangi masalah yang disebabkan oleh adanya perbedaan kultur pada saat berbagai bangsa bekerja sama. Pada saat dilakukan persetujuan atas hukum hukum ini, semua pihak mengetahui dan hukum itu dibuat tidak atas dasar kepentingan sebuah bangsa saja. Protokol diplomatik mengurangi terjadinya kasus kesalahpahaman, setiap orang mengetahui bagaimana melakukannya dan bagaimana menterjemahkan protokol itu untuk berinteraksi dengan bangsa lain.
Keadaan seperti ini diterapkan dalam komunikasi data jaringan komputer sehingga pada prakteknya diperlukan hukum komunikasi data yang dapat diterima oleh berbagai jenis komputer yang mempergunakan beragam sistem operasi maupun aplikasinya.
Dalam komunikasi data, hukum untuk penyelenggaraan komunikasi data yang telah ditentukan disebut protokol (protocol). Dalam sebuah jaringan komputer yang homogen, biasanya pihak penjual (vendor) komputer akan menentukan satu jenis sistem operasinya dan satu jenis komputernya agar jaringan komputer itu bisa bekerja optimal. Tetapi pada jaringan komputer homogen ini bisa dianalogikan dengan sebuah bangsa yang hanya dihuni oleh bangsa itu sendiri didalamnya. TCP/IP sebagai sebuah protokol independen dan umum memungkinkan adanya komunikasi data antar jaringan komputer yang berbeda beda (heterogen) yang memakai beragam komputer dg arsitektur berbeda berikut sistem operasinya yang berbeda.
TCP/IP sebagai protokol terbuka (umum) memerlukan dokumen standar yang bisa dibaca oleh siapa saja. Semua protokol TCP/IP memiliki dokumen yang dibuat dalam tiga macam publikasi Standar Internet. Salah satunya diadopsi sebagai Military Standard (MIL.STD). Lainnya dipublikasikan dalam Internet Engineering Notes (IEN), saat ini publikasi dari IEN begitu banyak. Namun kebanyakan informasi protokol TCP/IP dipublikasikan dalam Request for Comments (RFC). RFC berisi versi terbaru dari semua spesifikasi standar protokol TCP/IP. RFC amat berguna bagi seorang administrator jaringan komputer dan berisi banyak panduan yang berguna. Isi lain RFC berupa informasi terminologi komunikasi data.
Dalam suatu jaringan sering dijumpai lebih dari satu aras protokol. Aras terendah berkaitan dengan perangkat keras, dimana sekumpulan aturan diperlukan untuk menentukan bagai-mana data dapat dikirimkan dari terminal atau komputer ke jalur komunikasi dan sebaliknya. Untuk itu perlu stadar yang digunakan, ITU-T V24 dan antar muka komputer modem EIA 232 merupakan salah satu bentuk standar protokol, demikian pula halnya dengan rekomendasi ITU-T X21 untuk antarmuka ke jaringan Digital.

1.      Sistem Protokol.

Kebanyakan pabrik pembuat  peralatan mempunyai protokolnya sendiri-sendiri  yang biasanya tidak dapat bekerja dengan protokol yang lain. Dengan demikian, dua statation pada ma-sing-masing ujung sambungan titik-ke-titik harus menggunakan protokol yang sama. Gambar berikut :



menunjukan sambungan titik-ke-titik yang menghubungkan dua komputer. Kedua komputer harus mengirimkan datanya secara sinkron maupun tak sinkron pada laju bit yang sama menggunakan protokol Half-Duplex atau Full-Duplex. Prinsip dasarnya terlihat pada gambar berikut :  
 

Pada sistem Half-Duplex setiap blok data yang dikirimkan harus diketahui penerima sebelum blok data berikutnya dikirim, tetapi pada Full-Duplex hal ini tidak perlu. Kedua sistem dapat bekerja pada laju bit dan panjang blok yang sama, tetapi Protokol half-duplex memberikan throughput yang lebih besar. Jika suatu protokol half-duplex dioperasikan, diperlukan adanya suatu jenis pengendalian jalur untuk mengatur supaya kedua komputer tidak mengirimkan data pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan sebuah komputer sebagai pengendali sambungan; komputer pengendali kemudian akan menahan komputer lain untukmelihat apakah komputer tersebut mempunyai data untuk dikirimkan dan/atau sudah siap untuk menerima data. Metoda pengendalian sambungan ini mengan-dung overhead yang mengurangi efisiensi pengiriman data secara keseluruhan tetapi inilah yang dilakukan pada protokol seperti HDLC dan SDLC. Overhead dapat dikurangi dengan cara melepaskan status komputer pengendali menjadi komputer bebas pada saat tidak ada pengiriman data. Pada saat sebuah komputer mempunyai data untuk dikirimkan, komputer itulah yang dianggap menguasai jalur sehingga komputer tersebut dapat mengirimkan datanya. Pada akhir pengiriman data, komputer tersebut harus melepaskan kendali atas jalur sehingga jalur menjadi bebas kembali supaya komputer yang mempunyai data dapat mengirimkannya. Komputer yang menguasai jalur disebut station Master dan komputer yang lain disebut station Slave. Cara inilah yang digunakan oleh protokol BiSynch. Jika dua komputer berbeda berada pada satu sisi, dan sejumlah terminal lain berada pada sisi yang lain, komunikasi di antara mereka dapat dilaksanakan dengan menggunakan Multiplexer. Keberadaan protokol sangat penting untuk mengontrol sistem. Semakin komplek suatu protokol, semakin tinggi harganya, tetapi semakin menghemat biaya jalur dan peralatan yang lain.

1.      Lapisan Protokol

Secara umum lapisan protokol dalam jaringan komputer dapat dibagi atas tujuh lapisan. Lapisan ini dapat dilihat pada gambar 1. Dari lapisan terbawah hingga tertinggi dikenal physical layer, link layer, network layer, transport layer, session layer, presentation layer dan application layer. Masing-masing lapisan mempunyai fungsi masing-masing dan tidak tergantung antara satu dengan lainnya.
Dari ketujuh lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya merupakan perangkat lunak. physical layer merupakan media penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu diantaranya yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan komputer lokal (LAN) di Indonesia adalah ARCnet yang banyak digunakan menggunakan perangkat lunak Novell. Untuk keperluan Wide Area Network (WAN) dapat kita dapat menyambungkan berbagai LAN ini menggunakan media radio atau telepon menjadi satu kesatuan.
Untuk mengatur hubungan antara dua buah komputer melalui physical layer yang ada digunakan protokol link layer. Pada jaringan paket radio di amatir digunakan link layer AX.25 (Amatir X.25) yang merupakan turunan CCITT X.25 yang juga digunakan pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) oleh PT. INDOSAT dan Perumtel. Dalam artikel terdahulu dijelaskan tentang <xysical layer dan link layer yang dipergunakan pada Wide Area Network (WAN) menggunakan teknologi amatir paket radio.
IEEE sebuah organisasi profesi untuk teknik elektro telah mengembangkan beberapa standart protokol physical layer dan link layer untuk LAN. Berdasarkan rekomendasi IEEE pada LAN yang menggunakan ARCnet (IEEE 802.3) atau Ethernet (IEEE 802.3) digunakan link layer (IEEE 802.2). Pada LAN Token Ring digunakan physical layer (IEEE 802.5). Bentuk lain dari LAN yang kurang dikenal adalah Token Bus (IEEE 802.4). Untuk LAN berkecepatan tinggi juga telah dikembangkan sebuah standart yang diturunkan dari IEEE 802.3 yang kemudian dikenal sebagai Fiber Data Distributed Interface (FDDI).
Artikel ini akan memfokuskan pembahasan pada lapisan protokol network layer dan transport layer. Sebetulnya ada beberapa keluarga protokol lainnya dalam TCP/IP. Tampak pada gambar 2 pada network layer selain IP dikenal juga ICMP (InterNet Control Message Protocol) [3], ARP (Address Resolution Protocol) [4] dan RARP (Reverse Address Resolution Protocol). Pada transport layer digunakan UDP (User Datagram Protocol) [5] selain TCP. Untuk sementara pembahasan akan dibatasi pada prinsip kerja protokol IP damn TCP. Hal ini karena TCP/IP merupakan protokol yang paling sering digunakan dalam operasi jaringan, protokol lainnya merupakan pelengkap yang membantu jaringan ini bekerja. Perlu dicatat bahwa pada jaringan komputer menggunakan TCP/IP umumnya tiga lapisan teratas dilakukan oleh sistem operasi dari komputer yang digunakan. Khususnya untuk komputer yang menggunakan UNIX telah tersedia library untuk network programming sehingga kita dapat mengembangkan program sendiri dengan mengakses langsung ke soket-soket TCP yang tersedia. Mungkin dilain kesempatan akan dijelaskan lebih lanjut mengenai cara pemprograman soket TCP di UNIX yang dapat diakses menggunakan bahasa C.

3.      Kelompok Protokol

Ada tiga kelompok utama sesuai dengan cara pembingkaian yang digunakan yaitu :

a)      Protokol yang berorientasi karakter menggunakan karakter-karakter khusus untuk membedakan segmen-segmen bingkai informasi yang berbeda. Contoh utama dari protokol jenis ini adalah BiSynch. Protokol jenis ini tidak luwes karena semua pesan dikirimkan dalam sederetan byte Seringkali suatu data mempunyai panjang berbeda, sehingga beberapa data mungkin hanya berisi satu atau dua bit data yang sesungguh-nya sementara sisanya diisi dengan bit pelengkap (padding bit). Data biner sukar ditangani karena beberapa data akan muncul sebagai sandi kendali.
b)      Protokol byte-count menggunakan header yang berisi medan cacah yang menunjukan cacah karakter yang akan datang dan cacah karakter yang telah diterima tanpa kesalahan. Di dalam medan cacah sembarang karakter dapat muncul dan tidak akan diperlakukan sebagai karakter kendali. Contoh protokol ini adalah DDCMP dari DEC. Format data pada DDCMP dapat dilihat gambar berikut :

CRC 2

Pe san
CRC 1

ADD

SEQ

RES

Bende ra

Ca cah

SOH

SYN

SYN

SEQ  = Sequence      RES  = Response
Gambar 50.  Protokol Byte Count

c)      Pada protokol yang berorientasi bit setiap bingkai tersusun atas suatu medan yang terletak antara bendera awal dan akhir (masing-masing 8 bit). Setiap bit pada masing-masing medan, kecuali medan informasi disandikan dengan bit alamat, kendali, cacah, dan pemeriksaan kesalahan. Data tidak harus dikirimkan dalam rangkaian byte, tetapi dapat dikirimkan dengan sembarang pola bit.

Dua protokol yang baru yaitu SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM) menyediakan standar yang luwes untuk komunikasi data dan suara. Protokol-protokol ini dibagi menjadi tiga tingkat, a) intra-office, sampai 2 Km, b) inter-office, 2 sampai 15 Km, dan c) Long-haul, di atas 15 Km.

B.      Protokol Bisynch

Protokol Sinkron Biner (Bisynch) memungkinkan data seri untuk dikirimkan dalam blok-blok, setiap blok diawali dengan sederetan bit penyesuaian yang biasanya berupa karakter ASCII SYN. Bisynch hanya dapat digunakan untuk operasi sinkron secara Half-Duplex pada rangkaian titik-ke-titik atau Multi-drop menggunakan dua atau empat kawat. Karakter SYN digunakan oleh penerima untuk mendapatkan karakter sinkronisa-si, setelah mendapatkan karakter tersebut sisa data yang diterima merupakan data dengan karakter terdiri dari 8  bit. Setelah satu blok diterima, penerima akan memberitahu pengirim bahwa data telah diterima dengan atau tanpa kesalahan. Jika  tanpa kesalahan, penerima mengirim ACK. Jika dengan kesalahan, penerima mengirim NAK. Jika yang dikirim adalah NAK, maka pengirim akan mengulang blok data yang dengan tanda NAK tersebut.
1.      Konfigurasi  Protokol Bisynch

BCC
ETB

Pesan
STX
EOH

Kepala
SOH
SYN
SY
N
Gambar 51.  Konfigurasi Protokol Bysynch

Format protokol Bisynch ditunjukan pada gambar di atas. Dua karakter SYN diikuti karakter Start-Of-Header (SOH) dan diikuti Headernya. Header ini mungkin diikuti oleh karakter End-Of-Header (EOH) sebelum karakter Start-Of-Text (STX) yang menunjukkan awal dari pesan yang sesungguhnya. Akhir dari pesan yang dikirim ditandai dengan karakter End-Of-Transmission-Block (ETB), atau End-Of-Text (EOT) jika blok tersebut merupakan blok terakhir. Header tidak selalu muncul tetapi jika muncul bagian ini berisi sejumlah informasi antara lain station kendali dan prioritasnya. Setiap blok data, kecuali blok terakhir, diakhiri dengan karakter End-Of-Transmission-Block (ETB), tetapi blok terakhir diakhiri karakter End-Of-Text (ETX). Setiap karakter diperiksa untuk mengeta-hui ada tidaknya kesalahan dan setelah sati blok selesai dikirimkan karakter Block-Check (BCC). Akhir pengiriman ditandai dengan karakter End-Of-Transmission (EOT). Jika sebuah blok data diterima tanpa kesalahan, station penerima akan mengirimkan karakter ACK0 dan ACK1 secara bergantian untuk meyakinkan bahwa setiap Acknowledgement sesuai dengan blok data yang baru saja dikirimkan. ACK = DLE
DLE adalah Data Link Character. Jika terdapat kesalahan, dikirimkan NAK (Negative Acknowledgement) kestation pengirim, yang berarti bahwa pengirim harus mengirim ulang blok yang baru saja dikirimkan.

2.      Contoh-contoh Protokol Bisynch.

a.       Pada sambungan titik-ke-titk, station pengendali mengirimkan ENQ yang apabila diterima oleh station penerima,station ini mengirim ACK0. Pada saat karakter ACK diterima oleh station pengirim, station ini akan mengirimkan data yang mempunyai panjang dua blok. Setiap blok diterima tanpa ada kesalahan dan statiun penerima akan mengirimkan ACK1 diikuti dengan ACK0. Lihat gambar berikut :

BCC
ETX
Blok Data 1
STX
SYN
SYN

ENQ
SY N
SYN

SYN
SYN
ACK0

SYN
SYN
ACK1




BCC
ETX
Blok Data 2
STX
SYN
SYN


SYN
SYN
ACK2

Gambar 52  Konfigurasi Protokol

b.      Blok Data 1 berisi kesalahan sehingga station penerima mengirimkan NAK ke pengirim. Blok pertama ini oleh pengirim akan dikirim kembali tanpa kesalahan, sehingga penerima akan mengirimkan ACK1. Sekarang pengirim boleh mengirim blok data 2.

BCC
ETX
Blok Data 1
STX
SYN
SYN

ENQ
SY N
SYN

SYN
SYN
ACK0

SYN
SYN
ACK1

BCC
ETX
Blok Data 2
STX
SYN
SYN


SYN
SYN
ACK2
Gambar 53 Konfigurasi Protokol

c.       Blok Data 1 berisi kesalahan sehingga station penerima mengirimkan NAK ke pengirim. Blok pertama ini oleh pengirim akan dikirim kembali tanpa kesalahan, sehingga penerima akan mengirimkan ACK1. Sekarang pengirim boleh mengirim blok data 2.

BCC
ETX
Blok Data 1
STX
SYN
SYN

ENQ
SY N
SYN

SYN
SYN
ACK0

SYN
SYN
NAK




BCC
ETX
Blok Data 1
STX
SYN
SYN


SYN
SYN
ACK1

BCC
ETX
Blok Data 2
STX
SYN
SYN


SYN
SYN
ACK2





Gambar 54. Konfigurasi Protokol

3.      Kerugian  Protokol Bisynch dan cara mengatasi

Dalam sistem Automatic Repeat Request (ARQ) dasar seperti di atas, station pengirim mengirim-kan sebuah blok data dan menunggu tanda bahwa blok tersebut telah doterima dengan benar. Dalam sistem yang lebih rumit, sejumlah blok dapat dikirimkan tanpa harus menunggu Acknowledge-ment. Jika station penerima menerima blok yang berisi kesalahan, station ini akan mengirimkan karakter NAK, dan pada saat yang sama, akan mengabaikan blok-blok berikutnya sampai blok yang berisi kesalahan tadi telah diterima kembali dengan benar. Jika karakter NAK diterima oleh station pengirim, station ini akan mengirimkan kembali blok yang berisi kesalahan serta blok-blok lain yang mengikutinya. Prinsip dasar dari sistem ARQ tersaji pada gambar berikut :

 


Prosedur yang dijelaskan di atas adalah cara yang digunakan oleh IBM dan perusahaan lan dapat menggunakan sedikit modifikasi atas versi Bisynch ini. Protokol Bisynch mempunyai dua kerugian :

a.       Adanya keharusan bagi setiap blok untuk diacknowledge sebelum blok berikutnya dikirim berarti protokol ini bekerja secara half-duplex sehingga mengurangi throughput system
b.      Karakter DLE harus digunakan untuk memberikan tingkat transparansi pesan yang diinginkan. Sehingga bentuknya menjadi sbb :



Kerugian-kerugian di atas dapat diatasi dengan menggunakan protokol seperti High-level Data-Link Control (HDLC), Synchronous Data-Link Control (SDLC) dan X25 dari ITU-T. HDLC adalah protokol dari ISO (International Standard Organization) dan SDLC merupakan salah satu versinya dan kedua protokol dianggap sama kecuali jika memerlukan perhatian khusus. X25 merupakan versi lain dari HDLC yang digunakan untuk dapat mengakses jaringan Packed-Switched.

C.     Protokol HDLC

Protokol HDLC adalah protokol untuk digunakan dengan dengan WAN (Wide-Area Networks) yang secara luas dapat mengatasi kerugian-kerugian yang ada pada protokol-protokol yang berorientasi karakter seperti BiSynch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara Half-Duplex dan penggunaan karakter DLE untuk mendapatkan transparansi pesan. Dua protokol utama dalam HDLC adalah LAPB untuk sambungan titik-ke-titik dan RNM untuk sambungan banyak titik. Cara kerja Protokol  HDLC dapat dilihat pada gambar berikut :




Pada saat pesan-pesan biner murni, misalkan karakter tak terpisah, dikirimkan lewat satu kanal, Acknowledgement dapat dikirimkan lewat kanal yang lain dengan arah yang berlawanan. Station pengirim akan mengirimkan serangkaian blok data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan bahwa blok yang mengandung kesalahan. Pada saat isyarat NAK diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah terkirim. Blok-blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus  disimpan pada pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah pemberitahuan kesalahan diterima.

1.           Konfigurasi Protokol HDLC

Gambar berikut menunjukan format bingkai HDLC; bendera awal, medan alamat, dan medan kontrol yang disebut header. Bingkai yang dikirimkan dapat berupa bingkai supervisor (supervisory frame) atau data pesan. Bingkai supervisor digunakan untuk konfirmasi penerimaan bingkai informasi secara benar, kondisi siap dan sibuk, dan untuk melaporkan urutan bingkai yang berisi kesalahan.

Bendera berhenti 8 bit
Urutan Cek Bingkai 16-bit

Pesan
Medan kendali 8-bit
Medan alamat 8-bit
Bendera mulai
8-bit
Gambar 58. Konfigurasi HDLC

a.       Bendera Mulai dan berhenti

Awal dan akhir pesan ditandai dengan bendera mulai dan berhenti yang berisi sejumlah bit dengan pola 01111110. Bendera mulai juga digunakan untuk menentukan sinkronisasi detak penerima dengan detak pengirim. Semua station sekunder yang aktif akan mencari bendera ini sehingga mereka dapat melakukan sinkronisasi yang diinginkan. Perlu dicatat bahwa jika ada dua atau lebih bingkai yang berturutan hanya diperlukan sebuah bendera karena bendera berhenti untuk sebuah bingkai dapat diperlakukan sebagai bendera mulai bagi bingkai berikutnya. Untuk mempertahankan transparansi medan informasi, deretan bit ini tidak boleh muncul dalam medan informasi; jika harus ada, maka pengirim akan menyisipkan sebuah 0 setelah 1 yang kelima (disebut bit stuffing). Jika penerima mendeteksi 5 buah 1 secara berturutan diikuti dengan 0, penerima akan mengubah 0 menjadi 1 untuk mendapatkan datanya yang asli. Hal ini disajikan  berikut :
data asli  00111111 maka harus diubah menjadi  00011111 dan dikirimkan, penerima menerima 00011111 akan diubah menjadi data asli yaitu  00111111.

b.      Medan alamat

Medan alamat 8-bit (kadang-kadang 16-bit) menunjukan alamat station kedua yang dituju; hal ini tidak diperlukan pada sambungan titik-ke-titik, meskipun sering juga ditambahkan pada saat  station primer mengirim ke jaringan, medan alamat akan mengidentifikasikan station primer yang diinginkan. Jika pengiriman data ke arah sebaliknya, medan alamat menunjukan station sekunder ke station primer. Station primer tidak mempunyai alamat.

c.       Medan Kendali

Medan kendali 8-bit (kadang-kadang 16-bit), yang menunjukan fungsi bingkai, berada pada salah satu dari tiga format bingkai ; Supervisory, Informasi dan tak bernomor. Ketiga format ini dapat dilihat pada gambar berikut :

     7         6         5         4         3         2          1        0

N(r)

P/F

N(s)

0
a.


N(r)

P/F
S
S
0
1
b.

M
M
M
P/F
M
M
1
1
c.
Gambar 59.  Medan Kendali

1)      bit 0 = 0 merupakan bingkai informasi
Bingkai informasi digunakan untuk mengirimkan informasi dan mempunyai bit 0 yang diset 0, N(s) untuk bit 1, 2, 3 dan N(r) untuk bit 5, 6, 7 adalah urutan hitungan pengiriman dan penerimaan (0 sampai 7), dan akan disimpan oleh setiap station untuk setiap bingkai informasi yang dikirimkan atau diterima oleh station tersebut. Dalam polled network setiap station sekunder mempunyai pencacah N(s)/N(r) tersendiri sedangkan station primer mempunyai pencacah yang terpisah untuk setiap station sekunder. Urutan pencacah yang diterima akan memberitahukan station-station lain bahwa sederetan bingkai akan diterima, sehingga akan memberikan Acknowledgement bahwa sejumlah bingkai telah diterima tanpa kesalahan.
P/F adalah bit poll/final yang digunakan oleh station primer – jika diset  1 – untuk meminta tanggapan dari station sekunder, yaitu bertindak sebagai poll. Station sekunder biasanya menggunakan bit P/F yang diset 1 untuk menunjukan bingkai terakhir dari sederetan bingkai yang dikirimkan. Bit-bit P/F selalu dipertukarkan antara station primer dan sekunder. Panjang medan informasi biasanya kelipatan delapan bit.

2)      Bit 0 = 1 dan bit 1 = 0 adalah bingkai perintah/tanggapan supervisory.
Bingkai supervisory digunakan untuk mengawali dan mengendalikan pengiriman informasi. Bingkai tak bernomor digunakan untuk mengatur mode operasi dan menginisialisasi semua station.

a).  Jika bit P/F = 1, maka bingkai berasal dr station primer ke sekunder.
b)  Jika bit P/F = 0, maka bingkai berasal dr station sekunder ke primer.

Bingkai perintah/tanggapan digunakan untuk mengendalikan pengiriman data pada jalur. Perintah hanya berasal dari station primer dan tanggapan hanya berasal dari station sekunder.

Bingkai supervisor digunakan untuk mengendalikan aliran dan kesalahan, yang akan menginforma-sikan penerimaan bingkai informasi, mengaktifkan isyarat siap atau sibuk, dan melaporkan kesalahan. Jika bit 0 diset 1 menunjukan bahwa bingkai adalah bingkai perintah/tanggapan, dan jika bit 1 diset 0 menunjukan bingkai supervisory. Medan informasi tidak muncul. Bit 2 dan 3 dapat berisi informasi seperti terlihat pada table 14  berikut :

Pilihan SREJ seringkali tidak dilaksanakan. RR dan RNR sangat mirip dengan ACK dan NAK pada Bisynch. Bit P/F berfungsi sama seperti di dalam bingkai informasi, yaitu akan bertindak sebagai poll jika diset 1 oleh station primer, dan sebagai penunjuk akhir pesan jika diset 1 oleh station sekunder. Bit 5, 6, 7 berisi N(r) yang memungkinkan station penerima untuk mengacknowledge penerimaan yang benar atas sejumlah bingkai.


Tabel  14.  Medan Informasi
0  0
Penerima siap (RR)
Semua bingkai sampai dengan N(r)-1 diterima dengan benar
1  0
Penerima tak siap (RNR)
Semua bingkai dengan N(r)-1 diterima dengan benar. Jangan mengi-rimkan bingkai lagi sampai isyarat RR diperoleh 
0  1
Tolak (REJ)
Kirim ulang dimulai bingkai N(r).
1  1
Penolakan terseleksi
Kirim ulang bingkai nomor N(r).
 



1)      Bit 0 = 1 dan bit 1 = 1 adalah bingkai perintah/tanggapan tak bernomor.
Bingkai tak bernomor menyediakan 5 bit; yang disebut sebagai modifier (M), yang digunakan untuk mempersiapkan perintah-perintah dan tanggapan-tanggapan tambahan, dan rinciannya tersaji sebagai berikut :

Tabel  15. Medan Informasi
No. Bit
7 6 5   4    3 2 1 0
Fungsi
Perintah
0 0 1 P/F  0 0 1 1
0 0 0 P/F  0 0 1 1
1 0 0 P/F  0 0 1 1
0 1 0 P/F  0 0 1 1
0 0 0 P/F  0 1 1 1
1 0 1 P/F  1 1 1 1
1 1 1 P/F  0 0 1 1
1 1 0 P/F  0 1 1 1
Poll tak bernomor
Info. tak bernomor
Mode tang.Normal
Terputus
Atur Mode inisialis
Ident.Stat. penukar
Test
Atur konfigurasi
Tanggap
0 0 0 P/F  0 0 1 1
0 1 1 P/F  0 0 1 1
0 0 0 P/F  0 1 1 1
0 0 0 P/F  1 1 1 1
1 0 0 P/F  0 1 1 1
1 0 1 P/F  1 1 1 1
1 1 1 P/F  0 0 1 1
0 1 0 P/F  0 0 1 1
1 1 0 P/F  0 1 1 1
Info.tak bernomor
ACK tak bernomor
Minta mode inisial
Mode terputus
Penolakan bingkai
Station penukar
Test
Minta diputus
Atur konfigurasi


d.      Medan Informasi

Medan informasi HDLC dapat mempunyai panjang sembarang, tetapi pada SDLC harus mempunyai panjang yang merupakan kelipat-an 8. Pada setiap byte, bit signifikan terkecil dikirimkan terlebih dahulu. Isi medan infor-masi akan diperlakukan sebagai data biner meskipun mungkin berisi karakter ASCII.

1)      Bingkai pemeriksa ururtan

Bingkai pemeriksa urutan dengan panjang 16 bit akan memeriksa data yang diterima untuk mencari kesalahan dengan menggunakan Cyclic Redundancy Check (CRC) 16 bit berdasar rekomendasi ITU-T V41.  CRC digunakan untuk membangkitkan suku banyak X16 + X12 + X5 + 1. Karakter pemeriksa blok akan dihitung dari medan alamat, kendali dan informasi untuk membentuk pemeriksa urutan bingkai. Jika bingkai yang diterima bebas dari kesalahan, pencacah penerima N(r) ditambah dengan 1. Lihat gambar berikut :

pada kejadian 4 terjadi kesalahan, maka penerima mengirim RR. Demikian juga pada kejadian 8 terjadi kesalahan, maka penerima mengirim RR.

 



2)      Pengiriman Data titik-ke-titik Full Duplex

Dalam HDLC dimungkinkan adanya dua mode operasi yang disebut mode tanggapan normal dan mode tanggapan tak sinkron. Dari kedua mode ini, mode kedualah yang paling sering digunakan. Dalam mode ini, station sekunder hanya dapat mengirimkan data setelah memberikan tanggapan atas poll dari station primer. Gambar di atas menunjukan urutan isyarat terkirim dari station primer ke station sekunder. Urutan pengiriman kembali ke 0 setelah blok ke 7 karena hal inilah yang menunjukan cacah maksimum blok yang dapat dikirim tanpa Acknowledgement. Jika pengirim informasi mempunyai kesalahan, Acknowledgement yang dikembalikan ke station pengirim akan menunjukan bingkai yang berisi kesalahan. Sebagai contoh, jika  bingkai 2 diterima secara tidak benar maka tanggapannya adalah RR, N(r) = 2, F, untuk menunjukan bahwa bingkai terakhir yang diterima secara benar adalah bingkai nomor N(r) – 1 = bingkai 1.

2.      Rekomendasi ITU-T

Rekomendasi ITU-T V42 adalah protokol Full-Duplex yang mempunyai dua bagian. Bagian pertama adalah MNP IV dan akan mengacknowledge keberadaan sejumlah besar sistem yang menggunakan protokol itu; bagian 2 adalah pengembangan dari protokol ITU-T X25 LAP-B yang dikenal dengan LAP-M. protokol LAP-B (link acces procedure balanced) dikenal sebagai prosedur akses link untuk modem (LAP-M). V42 bis berkaitan dengan kompresi data sebagai tambahan dari pembetul kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron. V42bis berurusan dengan kompresi data sebagai tambahan pada pembetulan kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron.

C.     Protokol AX 25


Protokol AX 25 merupakan protokol untuk melakukan akses jaringan sinkron antara DTE (Data Terminal Equipment) pada sisi pemakai dan DCE ( Data Circuit Terminating Equipment) yang merupakan perlaatan yang berada pada sisi jaringan yang lansung berhubungan dengan sisi pemakai) .
Protokol ax25 mempunyai 3 buah layer / lapisan yang mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu :

1. Physical level

Layer ini dilihat dari namanya , akan berhubungan dengan masalah fungsi prosedur interaksi dengan media fisik modem. Sedangkan dari segi praktis berhubungan dengan masalah elektris dan mekanis dari antarmuka dengan medium perantara.
Salah satu contoh spesifikasi teknis tentang layer ini adalah konektor.  Konektor  ini berhubungan lansung antara komputer dan modem dan terdiri atas beberapa pin yang melewatkan data yang berbeda fungsinya. Dan yang paling banyak digunakan adalah konektor V.24 atau RS-232C yang mempunyai pin sebanyak 25 buah. Spesifikasi elektris menentukan cara bagaimana sinyal digital pada ujung interface modem atau komputer dapat saling berhubungan , yang sebenarnya merupakan komunikasi antara DTE dan DCE. Rekomendasi CCITT yang berhubungan dengan hal ini adalah spesifikasi CCITT V.28 , X.26 (V.10 / RS422) , X27 ( V11/RS423 ) dan V.35. Pin - pin konektor V.24 sebanyak  25 buah yang mempunyai fungsi masing-masing :


pin 1    à protective ground

pin 2    à transmit data

pin 3    à received data

pin 4    à request to send

pin 5    à clear to send

pin 6    à data set ready

pin 7    à signal ground

pin 8    à receive line signal detector

pin 9    à reserved for testing

pin 10  à reserved for testing

pin 11  à unassign

pin 12  à second receive line signal detector

pin 13  à second clear to send

pin 14  à second transmit data

pin 15  à transmit signal element timing

pin 16  à second receive data
 pin 17 à receive signal element timing

pin 18  à unassign

pin 19  à second request to send

pin 20  à data terminal ready

pin 21  à signal quality detector

pin 22  à ring detector

pin 23  à data signal rate

pin 24  à transmit signal element  timing

pin 25  à unassign





Cara DTE (komputer) berhubungan dengan DCE (modem) adalah sebagai berikut :
DTE memberi isyarat bahwa sedang hidup (ON) kepada DCE dengan mengirimkan sinyal data terminal ready pada pin 20 . Sedangkan DCE melakukan hal yang sama dengan mengirimkan sinyal data set ready kepada DTE . Lalu saat DTE mengirimkan data, sebelumnya terlebih dahulu memberikan isyarat berupa sinyal request to send  dan DCE menjawabnya dengan sinyal clear to send . Setelah itu data ditansmitkan melalui pin tarnsmit data (pada sisi DTE) dan menerimanya pada pin receive data ( pada sisi DCE) atau sebaliknya apabila DCE hendak mengirim data ke DTE .

2  Link level

Layer ini mempunyai aturan untuk bertukar data yang disebut data link control. Protokol yang dipakai pada lapisan ini oleh ISO disebut HDLC (High Level Data Link Control)  melaksanakan hal-hal berikut :
1.   membangun hubungan logik melalui media yang ada seperti kabel atau atmosfer
2.   memberikan informasi mengenai perpindahan data agar data tetap pada urutannya
3.   melakukan pendeteksian kesalahan
4.   menutup hubungan logik yang telah selesai digunakan.

HDLC mempunyai struktur yang terdiri dari 3 bagian yang diterangkan sebagai berikut :

3  Struktur frame

Basis unit transmisi pada HDLC atau biasanya disebut frame dapat digambarkan dan terdiri dari :
Flag
Address
Control
Information
Frame Check Sequence
Flag

Ø  Flag (F)                       à berisi data : 111 111 yang merupakan pembatas  awal dan akhir dari sebuah frame
Ø  Address (A)    à informasi berupa perintah atau respons dari perintah
Ø  Control (C)      à informasi tentang frame , yaitu apakah frame      merupakan kendali hubungan atau sebagai pembawa informasi
Ø  Information (I)            àberisi informasi mengenai lapisan di atas data  link layer
Ø  Frame Check  Sequence  (FCS)          à merupakan cyclic redudancy check yang  berfungsi untuk melacak kesalahan pada data

4.  Prosedur Kelas

Untuk tiap node komputer, DTE atau paket data mempunyai dua fungsi logik yang dibutuhkankan untuk pengalamatan dan pesinyalan. Keduanya termasuk dalam fungi primer dan sekunder. Prosedur kelas pada lapisan ini adalah LAP-B (Link Access Procedur Balanced) . Prosedur ini berorientasi pada hubungan ( connection oriented) .
Stasiun dapat dibedakan lagi yaitu stasiun primer yang memberikan perintah dan stasiun sekunder yang menerima perintah.

5.  Prosedur Elemen

Prosedur ini berfungsi untuk mengatur pertukaran frame , mulai pada saat hubungan dibangun sampai diputuskan. Berikut disajikan caranya :
-          Dimulai dengan inisialisasi hubungan yaitu :
-          DTE mengirimkan perintah SABM (Set Asynchronous Balance Mode) ke DCE.
-          DCE akan membalas dengan mengirimkan sinyal UA (Unnumberred Acknowledgement) .
-          Setelah inisialisasi selesai maka information frame dan control mulai dapat berperan untuk mulai bertukar data.
-          Information frame siap dikirim dan control siap untuk mengecek kesalahan. Bila kondisi sibuk atau tidak dapat dijangkau maka DCE akan mengirimkan sinyal RNR (Receive Not ready)
-          Informasi dikirimkan secara berurutan , dan DCE akan memberikan tanggapan sinyal UA.
-          Bila terjadi kesalahan, maka DCE memberikan sinyal REJ (Reject ).

6.  Packet level

Tujuan utama dari protokol packet level adalah melakukan multiplexing terhadap sejumlah alur informasi logik pada satu media . Pada level ini, data dipecah menjadi bentuk paket yang mempunyai ukuran tertentu . Hubungan logik yang dibangun merupakan virtual circuit yang mekanisme pengangkutannya adalah point to point full-duplex. Hubungan logik tersebut terdiri dari 2 jenis yaitu :
-          Permanent Virtual Circuit (PVC) merupakan hubungan anatara 2 DTE yang tidak memerlukan prosedur inisialisasi pada waktu awal penyambungan.  Jenis ini biasanya digunakan untuk leased line dimana kedua modem sudah terhubung dan tidak pernah terputus.
-          Virtual Circuit (VC) juga hubungan antara 2 DTE, namun menggunakan prosedur penyambungan dan pemutusan . Jenis ini yang dipakai oleh radio paket dan bentuk komunikasi lainnya.

Prosedur penyambungan pada VC terdiri atas 3 tahap utama yaitu penyambungan, pemindahan data dan pemutusan. Sebelum hubungan dimulai paket level sudah memastikan level dibawahnya sudah siap untuk komunikasi. Prosedur penyambungan diterangkan secara bertahap di bawah ini :
-          Kedua DTE , yaitu calling DTE dan called DTE harus membangun virtual circuit
-          Calling DTE akan menyampai call request kepada DCE lokal
-          DCE lokal meneruskannya ke DCE lain dan akhirnya sampai ke called DTE
-          Called DTE bila siap akan menkonfirmasi calling DTE dengan mengirimkan sinyal call accepted
-          Virtual Circuit telah terbentuk
-          Transfer data
-          Calling DTE akan menyampaikan sinyal clear request apabila komunikasi akan ditutup
-          Called DTE akan menkonfirmasi dengan mengirim sinyal clear confirmation
-          Hubungan ditutup
Nomor Virtual Circuit yang dipilih oleh calling DTE merupakan nomor yang belum dipakai sebelumnya. Sedangkan pada sisi penerima yang menentukan adalah DCE . Apabila terjadi pemakaian nomor yang sama secara bersamaan maka tabrakan dan ax25 akan mengutaman panggilan keluar dan membatalkan panggilan masuk.

D.   Prinsip Kerja Protokol.


1.  Prinsip Kerja Protokol Pengiriman frame dan State Diagram Idle RQ

Skema Idle RQ kontrol kesalahan didefinisikan sebagai block frame yang enable (tersedia) dari printable (kursor) dan formatting kontrol kesalahan yang ditransfer, bahwa dengan kemungkinan yang tinggi tanpa kesalahan atau replication (tiruan) maupun di dalam urutan yang sama seperti saat mereka disalurkan di atas link data seri antara sumber DTE dan DTE tujuan. Untuk diskriminasi antara sender (sumber) dan penerima (tujuan) dari data frame (lebih umum sebagai penyerahan frame informasi atau I-frame), menurut teori yang digunakan secara normal dibagi menjadi primary (P) dan Secondary (S). Jadi skema kontrol idle kesalahan RQ yang concern dengan transfer nyata dari I-frame, adalah transfer antara primary dan secondary melalui data link seri.
Protocol idle RQ  di dalam mode half duplex beroperasi sejak Primary mengirimkan I-frame, kemudian harus menunggu sampai menerima indikasi dari Secondary apakah frame benar-benar telah diterima atau belum. Primary kemudian mengirimkan frame berikutnya jika frame sebelumnya sudah benar diterima, tetapi jika tidak diterima Primary mengrimkan kembali kopi dari frame sebelumnya.
Disini ada dua kemungkinan untuk implementasi skema, yaitu secara implicit retransmission ke S mengetahui frame diterima oleh S. Dan P menyatakan tidak mengetahui frame diterima oleh S, sebagai indikasi bahwa frame yang diterima  oleh S adalah dikorupsi (hilang). Alternatif lain, jika S mendeteksi bahwa frame hilang. Hal itu adalah negative acknowledges untuk permintaan mengkopi frame untuk ditransmisikan, disebut explicit request.
 Contoh frame berturutan dengan implicit retransmission, control skema terlihat pada gambar berikut :

a.  Primary (P)  Implicit Request
 

Pada point a  terlihat bahwa Primary memulai (Time Start) untuk mengirimkan frame I(N) ke S, kemudian S (Secondary) menerima frame I(N) setelah selesai menerima seluruh frame lalu mengirimkan Acknowledge ke Primary dan Primary menerima ACK(N) lalu stop untuk pengiriman frame ke N. Seterusnya memulai lagi untuk mengirimkan frame ke N+1, apabila frame diterima oleh S lalu mengirmkan ACK(N+1) dan P menerima ACK(N+1) lalu stop dst.

b.  Primary (P) Implicit Request

 
Pada point b terlihat bahwa Primary memulai (Time Start) untuk mengirimkan frame I(N) ke S, tetapi S (Secondary) tidak menerima frame I(N) yang dikirimkan oleh P pada suatu periode waktu tertentu apabila tidak menerima ACK(N). Maka P restart untuk memulai pengiriman frame I(N) ke S, kemudian S (Secondary) menerima frame I(N) setelah selesai menerima seluruh frame lalu mengirimkan ACK(N) dan P menerima ACK(N) lalu stop.
                  
c.  Primary (P) Implicit Request  

 

Pada point c terlihat bahwa Primary memulai (Time Start) untuk mengirimkan frame I(N) ke S, kemudian S (Secondary) menerima frame I(N) setelah selesai menerima seluruh frame lalu mengirimkan Acknowledge ke Primary tapi Primary tidak menerima Acknowledge pada periode waktu tertentu. Oleh karena itu Primary restart untuk memulai pengiriman frame I(N) ke S, setelah S (Secondary) menerima seluruh frame I(N) lalu mengirimkan ACK(N) ke Primary dan P menerima ACK(N) lalu stop disini terjadi duplikat detect.

d.  Primary (P)  Explicit Request 

 

Pada point d  terlihat bahwa Primary memulai (Time Start) untuk mengirimkan frame I(N) ke S, kemudian S (Secondary) menerima frame I(N) setelah selesai menerima seluruh frame lalu mengirimkan Acknowledge ke Primary dan Primary menerima ACK(N) lalu stop untuk pengiriman frame ke N. Seterusnya memulai lagi untuk mengirimkan frame ke N+1, apabila frame diterima oleh S lalu mengirmkan ACK(N+1) dan P menerima ACK(N+1) lalu stop dst.

e.  Primary (P) Explicit Request

 

 

Pada point e terlihat bahwa Primary memulai (Time Start) untuk mengirimkan frame I(N) ke S, tetapi S (Secondary) tidak menerima frame I(N) yang dikirimkan oleh P lalu mengirimkan No Acknowledge ke Primary. Pada saat menerima NAK(N) maka P restart untuk memulai pengiriman frame I(N) ke S, kemudian S (Secondary) menerima frame I(N) setelah selesai menerima seluruh frame lalu mengirimkan ACK(N) dan P menerima ACK(N) lalu stop.

f.  Primary (P) Implicit Request



Pada point f terlihat bahwa Primary memulai (Time Start) untuk mengirimkan frame I(N) ke S, kemudian S (Secondary) menerima frame I(N) setelah selesai menerima seluruh frame lalu mengirimkan Acknowledge ke Primary. Tapi Primary sampai saat habis periode waktu tertentu tidak menerima Acknowledge oleh karena itu Primary restart untuk memulai pengiriman frame I(N) ke S, setelah S (Secondary) menerima seluruh frame I(N) lalu mengirimkan ACK(N) ke Primary dan P menerima ACK(N) lalu stop terjadi duplikat detect.

Sesudah penyaluran frame maka P harus menunggu waktu minimum sebelum mengirimkan frame berikutnya, menunggu waktu yang sama dengan waktu frame diterima dan diproses oleh S plus timer untuk ACK-Frame yang disalurkan dan diproses. Di dalam peristiwa yang lebih jelek maka P harus menunggu waktu yang sama dengan time out interval yang akan melebihi waktu minimum oleh margin yang sesuai, untuk menghindari ACK-frame yang disalurkan sebelumnya diterima sesudah mengcopy frame berikutnya.
Besarnya  realatif untuk masing-masing komponen time out yang dibuat, waktu time out bervariasi untuk type link data yang berbeda. Hal itu, ditentukan oleh factor seperti physical yang terpisah untuk dua system komunikasi (P dan S) dan data rate transmisi. Pada umumnya, bagaimanapun perlu perbaikan link yang signifikan di dalam pemakaian untuk capasitas link yang tersedia. Untuk segera S menginformasikan ke P secepatnya, ketika S menerima I-frame yang hilang dengan mengembalikan negative acknowledgement frame atau NAK-frame ke P seperti terlihat pada point e.

Point berikut sebagai contoh ketika interprestasi frame intern :

·         Dengan implicit acknowledgement skema, pada penerima untuk Error-Free-I-Frame, S mengembalikan ACK-Frame ke P.
·         Pada penerima untuk Error-Free-I-Frame, P stop timer dan kemudian dapat memenuhi untuk menyalurkan I-Frame yang lain lihat point d.
·         Jika S menerima I-Frame berisi kesalahan transmisi, frame dibuang dan kembali mengirimkan NAK-Frame lihat point e.
·         Jika P tidak menerima ACK-Frame (atau NAK-Frame) sampai time out interval, P menunggu sampai dengan time out berjalan kemudian baru boleh mengirimkan I-Frame lihat point f. 

Semenjak menggunakan skema idle RQ, maka primary harus menunggu pengiriman acknowledge dari Secondary sesudah mengirimkan frame, skema juga mengetahui saat mengirim kemudian menunggu lalu stop atau menunggu lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di atas, skema dapat memastikan bahwa S telah menerima paling sedikit sebuah kopi untuk masing-masing frame yang dipancarkan (disalurkan) oleh P. Diantaranya, bagaimanapun hal itu terjadi pada skema tersebut, mungkin S menerima dua (atau lebih) kopi dari I-Frame pada suatu kondisi khusus, pengkopian ini dikenal dengan duplikat. Pada pesanan untuk mendiskriminasikan antara I-Frame yang valid berikutnya (yang diharapkan) dan duplikat masing-masing frame yang disalurkan ke S, berisi identitas uniq yang diketahui sebagai angka berturutan (N, N+1, dst) lihat pada gambar di atas. S harus menahan record, untuk diisi dengan angka berturutan di dalam I-Frame  penghabisan yang diterima dengan benar. Jika S menerima kopi frame yang lain, kemudian kopian dibuang. P bersedia untuk resynchronisasi, S kembali  pada ACK-Frame untuk masing-masing frame yang diterima dengan benar sesuai relasi identitas I-frame di dalamnya.
Kami dapat mengamati perbaikan di dalam penggunaan link (saluran) oleh program yang menggunakan skema secara explicit, dengan pertimbangan terhadap frame yang berturutan dari masing-masing skema lihat bagian 6. Dengan menyalurkan kembali secara implicit I-Frame, sebelum batas waktu penyaluran I-Frame mendekati interval waktu time out, sebagaimana waktu terpendek apabila menggunakan NACK-Frame. Dengan mempertimbangkan penggunaan saluran (link) yang ditetapkan oleh bit dimana rate (BER)  salurannya salah, maka sejumlah frame yang hilang tersebut ingin disalurkan kembali. Bagaimanapun juga, apabila dalam suatu komunikasi data menggunakan protocol idle RQ sesuai dengan skema secara explicit selalu menggunakan NAK-Frame.
Angka berturutan yang dibawa masing-masing I-Frame dikenal sebagai send sequence number atau N( r ) (angka berurutan yang dikirimkan). Suatu himpunan karakter yang berisi sejumlah kontrol baik untuk ASCIII atau EBCDIC (contoh : STX, ETX, dst), beberapa digunakan untuk kontrol penyaluran. Tiga karakter control penyaluran yang dimaksud untuk mengimplementasikan dasar prosedur pengontrolan kesalahan idle RQ yaitu SOH (Start of Header), NAK dan ACK lihat gambar berikut :

 

Masing-masing I-Frame harus berisi angka berurutan pada head dari frame, kemudian dimasukan ke dalam head secara block komplit. Angka tersebut akan dideteksi oleh karakter STX dan karakter SOH, karakter signal uniq ini juga selalu mengidentifikasi frame baru.
Karakter kontrol yang berikutnya adalah ACK dan NAK digunakan untuk acknowledgement, untuk mempertinggi kemungkinan pendeteksian kesalahan dari penerimaan kembali angka berurutan. NAK atau ACK-Frame komplit berisi Block Sum Check Character, himpunan tiga frame yaitu I-Frame, ACK-Frame dan NAK-Frame dikenal sebagai Protocol Data Unit (PDU) untuk idle RQ Protokol dan P sebagai Primary Protokol Entities dan S sebagai Secondary Protokol Entities. 

2.      Prinsip Kerja Protokol Pengiriman Frame & State Diagram Continous RQ.  

Dengan skema Continous RQ Error Control, pada penggunaan saluran yang harus diperbaiki adalah biaya untuk keperluan menambah buffer storage yang diimplementasikan pada saluran duplex. Contoh ilustrasi penyaluran untuk I-Frame berurutan dan mengembalikan ACK-Frame mereka dapat dilihat pada gambar berikut :

Catatan point berikut ketika menginterprestasikan skema operasi :

·         P mengirimkan I-Frame terus-menerus tanpa menunggu dari ACK-Frame yang dikembalikan.
·         Lebih dari satu I-Frame yang menunggu Acknowledgement, P menahan copy masing-masing I-Frame yang disalurkan dalam daftar penyaluran kembali yang dioperasikan pada FIFO berurutan secara disiplin.
·         S mengembalikan ACK-Frame untuk masing-masing I-Frame yang dikirimkan secara benar.
·         Masing-masing I-Frame berisi identitas yang uniq dimana dikembalikan dari ACK-Frame yang sesuai.
·         Pada penerimaan dari ACK-Frame, I-Frame yang sesuai dipindah dari daftar penyaluran kembali ke oleh P.
·         Frame yang diterima terbebas dari kesalahan,diletakan pada daftar saluran yang diterima untuk menunggu proses.
·         Pada penerimaan I-Frame urutan berikutnya yang diharapkan, s menyampaikan informasi yang berisi frame di atas (LS-User) layer kemudian segera memproses frame.
·         Dalam event frame yang diterima tidak berurutan, S menahan ini di dalam daftar saluran sampai frame untuk urutan berikutnya diterima.

Interface antara layer software tertinggi dan protokol software komunikasi yang normal, mengambil bentuk dari dua FIFO berurutan. Tidak ada hubungan antara  daftar saluran pada penyaluran kembali (pada P) dan daftar saluran penerima (pada S), daftar interval yang digunakan oleh layer komunikasi mengandalkan tranfer dari block pesan antara dua layer entitas komunikasi tertinggi. Untuk menginplementasikan skema, P harus menahan pengiriman variable berurutan V(S), yang mengindikasikan pengiriman angka urut N(S) untuk ditempatkan pada I-Frame berikutnya yang akan disalurkan. Juga S harus memelihara variable yang diterima secara urut V( R ), yang mengindikasikan I-Frame urutan berikutnya yang menunggu. Kami dapat simpulkan dari gambar di atas bahwa, di dalam obsesi kesalahan penyaluran, saluran dengan menggunakan skema continous RQ (untuk perkiraan kelayakan) yang selalu 100% tersedia I-Frame yang dikirimkan oleh P adalah tertutup.  Ini tidak membutuhkan tempat, sebagai normalisasi disini adalah himpunan ruang limit (terbatas) pada sejumlah I-Frame yang dapat P kirimkan sebelum menyatakan ACK-Frame diterima. Gambar tersebut mengasumsikan bahwa tidak ada kesalahan terjadi.

 


Ketika kesalahan itu terjadi, maka untuk menyalurkan I-Frame kembali dapat dipilih dari salah satu strategi yang boleh dipakai berikut ini :

·         S mendeteksi dan meminta untuk menyalurkan kembali frame yang baru saja dalam urutan yang hilang, seleksi ulang.
·         S mendeteksi penerimaan dari frame yang keluar dari urutan, dan meminta P untuk menyalurkan kembali semua I-Frame yang tidak diketahui yaitu Unacknowledged dari penerimaan terakhir yang benar dan acknowledge yang digunakan disini, adalah I-Frame-Go-Back-N.

Catatan : bahwa semua skema Continous RQ frame untuk I-Frame  yang hilang akan dibuang, dan permintaan mengirim kembali I-Frame yang hilang akan dilayani (ditriger) hanya sesudah menyelesaikan penerimaan frame bebas dari kesalahan yang saat itu diterima.


3.      Prinsip Kerja Protokol Pengiriman Frame & State Diagram Go-Back-N.

Go-Back-N adalah System pendeteksian kesalahan frame yang keluar dari urutan oleh Secondary, kemudian Secondary menginformasikan hal tersebut ke Primary agar supaya menyalurkan kembali frame yang salah dimulai angka specifik dari frame pertama yang salah. Hal ini, sesuai dengan pengembalian Negatif Frame Acknowledge spesial yang dikenal dengan nama reject. Dua Frame yang berturutan menggambarkan operasi dari Go-Back-N terlihat pada gambar  69.

 


Catatan  :

·         Diasumsikan I-Frame pada N+1 hilang.
·         S menerima I-Frame yang ke N+2 keluar dari urutan.
·         Pada penerimaan I-Frame yang ke N+2 ini, S menginformasikan ke P NAK yang ke N+1 pada P untuk Go-Back-N+1, dan mulai menyalurkan kembali dari Frame yang ke N+1.
·         Setelah P menerima NAK(N+1), maka P masuk ke state penyaluran kembali
·         Ketika dalamkeadaan state ini, hal itu menunda pengiriman Frame baru dan memerintahkan untuk menunggu pengiriman kembali frame Acknowledge-ment di dalam daftar penyaluran kembali.
·         Time out untuk NAK Frame dipakai oleh S dan NAK kedua dikembalikan jika I-Frame dalam urutan yang tidak benar diterima pada interval waktu time out.

Gambar 69 memperlihatkan bahwa dengan strategi Go-Back-N Frame akan memelihara urutan yang benar, jadi buffer storage minimum yang diperlukan untuk menampung sementara Frame yang benar. Bagaimanapun juga, jika ada kemungkinan Frame yang diterima tidak benar urutannya maka permintaan Frame hanya pada Frame yang hilang saja (lebih effisien). Namun demikian perlu kapasitas penampungan, yang digunakan untuk mengurutkan kembali Frame pada urutan yang benar. Jadi untuk mempertukarkan tempat di dalam saluran penerima, diperlukan suatu Buffer Storage Requirment.
Dari uraian di atas, dari Skema Idle RQ Control sampai dengan Go-Back-N dapat diasumsikan sebagai berikut : Skema Idle RQ Control adalah sistem komunikasi yang menggunakan protokol berbasis waktu artinya protokol akan mengatur penyaluran satu persatu I-Frame dalam interval waktu tertentu secara tetap, dimana untuk setiap pengiriman I-Frame yang hilang (tidak sampai diterima oleh P) akan mengirimkan NAK. Tetapi apabila menerima I-Frame, maka akan mengirimkan ACK ke P. Jika P menerima NAK maka akan menghentikan (reset) pengiriman secara continue lalu mengirimkan kopian dari I-Frame yang dikirimkan terakhir kali, tapi jika P menerima ACK maka akan mengirimkan I-Frame selanjutnya.
Interval time out untuk menyeleksi apabila sampai batas waktu tertentu tidak menerima I-Frame, harus lebih besar dari waktu tunda propagasi yang paling buruk antara I-Frame yang disalurkan dan diterima bersama dengan acknowledgementnya. Juga mungkin dengan mekanisme time out akan diberlakukan, pada even dimana S untuk penerimaan kopian I-Frame yang hilang dan tidak diterima oleh S sampai batas waktu tertentu. Apabila I-Frame hilang, maka S mengembalikan negatif aknowledgement ke P. Pada Negatif Acknowledge di asumsikan oleh P, bahwa terjadi kesalahan dalam penyaluran I-Frame oleh karena itu harus menghentikan pengiriman secara continue dari I-Frame lalu mengirimkan kembali kopian I-Frame yang terakhir dikirimkan.
 Skema Continous RQ adalah sistem komunikasi yang menggunakan protokol berbasis pengulangan secara terus menerus, artinya protokol akan mengatur penyaluran I-Frame secara terus menerus dari awal I-Frame sampai dengan Akhir dari I-Frame. Apabila S tidak mengembalikan Negatif Acknow-ledgement, maka I-Frame akan disalurkan secar terus menerus. Tetapi apabila P menerima NAK (Negatif Acknowledgement), maka protokol akan menghenti-kan pengiriman I-Frame untuk selanjutnya akan mengirimkan I-Frame yang diminta oleh S. Apabila terjadi kesalahan dalam pengurutan I-Frame, diperlukan Go-Back-N Control yang akan menangani hal tersebut.
Skema Go-Back-N Control ini adalah Sistem komunikasi yang mengguna-kan protokol untuk mengurutkan kembali angka yang diterima oleh S secara acak, untuk mengurutkan diperlukan buffer storage. N(S) adalah buffer storage yang ada pada P, digunakan untuk menampung I-Frame yang siap untuk menunggu giliran dalampenyalurannya. Sedangkan V(S) adalah buffer storage yang ada di S, digunakan untuk menampung semua I-Frame yang diterima oleh S. Kemudian secara otomatis akan diseleksi angka I-Frame, apabila ada nomor yang tidak ada dari daftar penerimaan maka akan mengrimkan NAK ke P sesuai dengan angka yang hilang. I-Frame yang angkanya lebih besar dari angka yang hilang akan ditahan di buffer V(S), apabila duplikat dari I-Frame telah diterima maka angka dari I-Frame selanjutnya disalurkan ke tempat penyimpanan. Untuk mengatur ini semua, diperlukan suatu Flow Sentral algorithm.
Untuk jelasnya, kami asumsikan bahwa informasi tentang flow I-Frame adalah satu arah dari Primary menuju ke tempat tujuan yaitu Secondary menggunakan protokol yang sederhana. Beberapa link komunikasi yang menggunakan RQ continous adalah link duplex dan pembawa link berisi antara primary dan secondary controling  I-Frame yang diterima secara berurutan. Jadi masing-masing sisi dari link sebagai berikut, yang berisi  V(S)  dikontrol oleh Primary dan V( R )  dikontrol oleh Secondary. Meskipun ACK dan NAK Frame terpisah penggunaanya, ada kemungkinannya I-Frame menunggu disalurkan  ACK atau NAK yang dikembalikan dari arah yang berlawanan yaitu dari S ke P. Ketika ACK atau NAK dikembalikan, beberapa protokol I-Frame yang dialirkan dengan arah sebaliknya membawa acknowledgement yang memberi informasi tentang penyaluran I-Frame dari arah kedepan sebagai improvisasi penggunaan link. Masing-masing I-Frame yang disalurkan berisi N(S) yang mengindikasikan sejumlah pengiriman yang berurutan, dan N( R ) berisi acknowledgement yang menginformasikan tentang I-Frame yang disalurkan dari arah sebaliknya. Skema yang mengatur ini semua adalah Piggy Back Acknowledgement merupakan Protokol yang digunakan untuk High Level Data Link Control (HDLC).   




Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0ahUKEwjQg52n_ZPTAhXHK48KHSXhDOcQFggfMAE&url=https%3A%2F%2Fmapbigi.files.wordpress.com%2F2009%2F08%2Fkomunikasi-data.doc&usg=AFQjCNFdSOKUyqkjYXYFgM8U3xDmcXoxrA&sig2=wur8GzH3RyGfj7Rr2GQ_XA&bvm=bv.152174688,d.c2I

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

i

Copyright © 2012. Dunia IPTEK - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog imam ns