TEKNIK TRANSMISI
4.1 . Analogi telekomunikasi (transmisi ) dengan Penghantaran barang.
Penyampaian
informasi dalam telekomunikasi dapat dianalogikan dengan penyampaian /perpindahan
barang dari satu tempat ketempat yang lain
Barang
yang dikirim diberikan kepada perusahaan jasa transportasi. oleh perusahaan
jasa transportasi barang tsbtersebut dikodekan
dan di paking. Jika ukuran dan bentuk objek. (VBW)
a. yang dikirim tidak sesuai
/ efisien untuk dikirim maka dilakukan perubahan bentuk / pemotongan seijin /
dengan persetujuan pemilik barang. Jika pemilik barang mengin ginkan tidak
adanya pemotongan maka semuanya akan dikirim apa adanya dengan satu
kontainer khusus yang
disewa sendirian. Ini disebut sewa borongan. ( leased channel ). Dalam hal ini maka penyewa dapat menentukan berapa besar
kapasitas yang disewanya sesuai dengan kesediaan dananya.
b. Perusahaan transportasi
tersebut tidak hanya menerima satu pesanan saja, tetapi banyak. Sebab itu barang barang tersebut di
kelompokan menurut tujuan dan jenis barangnya. Sesudah itu di paking kembali
dalam group. (proses multiplexing )
c. Paking yang siap
dikirim, dimuat kedalam alat transportasi, dapat berbentuk truk, pesawat
terbang, kapal laut atau truk yang kemudian dimuat kembali kedalam kapal laut.
Dlsb. (Proses Modulasi)
d. Proses
pengiriman / perjalanan/ perpindahan dari satu tempat ketempat lain. (Perjalanan di Media )
e. ditempat tujuan ,
packing tersebut dibongkar dan dikembalikan kepada packing asalnya. (demodulasi
)
f.
Pembongkaran packing berlanjut hingga
menghasilkan packing individual lengkap
dengan pengkodeannya. ( Demultiplexing )
g. Code dibaca dan object
yang dihasilkan dikirimkan kepada penerima masing masing.( Penyambungan ke
pelanggan à teknik penyambungan )
h. Penerima menerima object. Dalam hal leased channel (
borongan ) maka biaya dapat pula ditanggung
oleh pengirim atau penerima.
Sedangkan untuk publik di bayar secara eceran . ( pentaripan / billing )
Proses a. s/d h. dilakukan oleh perusahaan jasa
pengantaran. Perusahaan tersebut dapat
mempunyai network ( jaringan
penganataran ) dimana mana tempat tujuan. Mungkin saja tidak seluruh element dalam
network tersebut dimiliki oleh satu perusahaan, tetapi tiap tiap perusahaan
yang terlibat harus mempunyai pengaturan
yang sama atau sesuai satu sama lain hingga semuanya dapat bekerja sama.
Ada perusahaan yang
hanya mengurus penerimaan dan packing serta depacking dan pengkodean saja. Sedangkan urusan pemuatan kedalam kendaraan transportasi
menjadi tugas perusahaan lain. Dapat pula media pengirimannya dilakukan oleh
perusahaan lain misalnya perusahaan pesawat terbang.
Atau seluruh jaringan
dipunyai oleh satu perusahaan. Biasanya kejadian ini dilakukan oleh perusahaan
yang mempunyai omset sangat bersar, baik karena pemakai jasanya banyak atau
karena monopoli.
Tiap
tahap mempunyai tolok ukur keberhasilan masing -masing. Disamping itu ada pula kendala kendala /
gangguan dalam pengiriman. Besar gangguan tersebut tergantung pada sistem dan cara packing / pengiriman.
Jadi pada kegiatan transmisi / pengiriman ada proses: - perubahan
bentuk informasi - multiplexing - transmisi lewat media ( penyesuaian dengan
media kirim ) -dan proses depacking.
4.2.
Proses pembatasan ( Voice Bandwidth )
Setiap
bunyi dialam mempunyai warna sendiri. Tak seorangpun yang mempunyai suara yang
sama walaupun nada yang dikeluarkan sama. Jika seseorang mengeluarkan nada A (
440 Hz ) maka yang dikeluarkan tidak hanya 440 Hz tetapi juga 880, 1320,1760,….
Yang
merupakan nada harmoninya ditambah dengan frekwensi penyelaras lainnya. Semakin
tinggi frekwensi harmonis maka semakin rendah pula energinya. Gambar dibawah
ini melukiskan distribusi power untuk setiap komponen frekwensi suara.
Tekanan
suara ditentukan oleh amplitudo nada dasar
yang berkisar 100 – 500 Hz untuk suara pria dan 200 – 1000 Hz untuk
suara wanita. Sedangkan harmonik – harmo-niknya bergerak sampai 10 KHz. Untuk
alat – alat musik mempu-nyai pita
frekwensi yang lebih lebar dari suara. Harmoniknya dapat mencapai lebih dari 15 KHz. Total daya yang dikeluarkan oleh manusia
berkisar 10 – 20 mw
yang sebagian besar terdistribusi pada frekwensi 500 – 1000 Hz. Peralatan musik
dapat mengeluarkan daya yang sangat besar tergantung pada alat musiknya.
Bila
gelombang sampai ditelinga, terdapat tiga
tulang kecil yang memindahkan getaran itu ke cairan yang terdapat pada
bagian dalam telinga untuk diteruskan ke otak. Kepekaan telinga manusia tidak
sama untuk semua frekwensi yang diterimanya.
Umumnya pada frekwensi sangat rendah atau sangat tinggi kepekaannya rendah.
Telinga paling peka pada frekwensi antara 300 – 1500 Hz dan titik puncak
kepekaannya ada pada frekwensi 800 – 1000 Hz.
Dengan perkataan lain pada
kepekaan rendah suara yang masuk dilemahkan ( diredam ) besar sedangkan pada kepekaan
tinggi diredam kecil.
Suara
bariton walaupun sudah dikeluarkan sekuat tenaga, tetap terdengar tidak keras.
Sebaliknya suara sekitar 800 – 2000 KHz terdengar keras walau dikeluarkan
dengan tenaga yang tidak terlalu besar. Untuk suara tinggi, manusia harus
mengeluarkan tenaga yang cukup besar supaya dapat terdengar dengan baik.
Walaupun
suara / telinga manusia dapat menerima suara dengan frekwensi 20 Hz – 20 KHz
tetapi untuk efisiensi tetap harus dibatasi. Kesepakatan internasional
untuk komunikasi membatasi
frekwensi yang dapat disalurkan pada kanal telepon adalah 300 –3400 Hz saja.
Dengan demikian pembicaraan lewat telepon akan merubah sedikit suara manusia.
seperti dapat dilihat pada diagram suara manusia maka tenaga yang ditangkap
hanya 95 % saja. Kalau
lagi emosi lain lagi karena pita frekwensi bergeser kekanan.
4.3.
Proses
peralihan 2 – 4 kawat
Antara
sentral telepon lokal dan pesawat pelanggan digunakan sepasang kabel untuk arah
bolak balik ( hubungan dua kawat). Untuk
hubungan pada junction ( saluran penghubung ). Pada trunk, hubungan dua arah
menggunakan saluran yang berbeda pada arahkirim dan terima. (hubungan 4 kawat.)
Dengan
demikian harus ada translasi dari
hubungan dua kawat menjadi empat kawat pada peralihan sentral ke saluran
penghubung atau trunk. Peralatan untuk translasi ini disebut hybrid. Yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
4.4.
Kwalitas penerimaan (S/N)
Pada
proses transmisi maka 4 ( empat )
parameter yang perlu diperhatikan sepanjang saluran adalah:
·
Distorsi redaman · distorsi phasa
·
level · noise / S/N ( kwalitas )
Distorsi
redaman pada saluran terjadi karena redaman pada tiap frekwensi yang berbeda
berbeda juga. Demikian pula perubahan phasa signal sepanjang saluran. Perbedaan
ini menimbulkan distorsi penerimaan. Redaman atau perubahan phasa boleh saja,
tetapi perbedaan tidak menyenangkan.
Sementara
itu kepekaan terima ditentukan oleh level signal yang datang, Jika level terima
terlalu keras atau terlalu lemah tidak memuaskan juga.
Noise
( derau ) adalah sinyal yang tidak
diinginkan. Biasanya noise datang dari luar dalam bentuk gangguan atas
pembicaraan. Contoh yang paling jelas ketikapenerima radio FM tidak sedang terisi oleh orang yang
bicara yang terdengar adalah suara mendesis ( derau ). Jelas derau ini akan mengganggu kwalitas
penerimaan. Sebab itu kwalitas
penerimaan dinyatakan dengan term S/N ( level signal terhadap level Noise
). Semakin besar S/N semakin baik
kwalitas penerimaannya. Dalam praktek yang dapat terukur dipenerima bukanlah
S/N tetapi S+N/N. (jelaskan mengapa )
4.5.
Multiplexing ( penggabungan )
Pada
hubungan 4 kawat maka tidak effisien jika satu saluran hanya menyalurkan satu
paket informasi saja. Biasanya beberapa paket yang setujuan digabungkan jadi
satu paket besar dan dikirim bersamaan.
Proses
penggabungan paket tersebut disebut Multiplexing dan alat penggabungnya disebut
multiplexer. Pada sisi terima terjadi demultiplexing. Dengan multiplexing
ini,maka penghematan dalam bentuk perangkat dan saluran terjadi. ( (jelaskan
hal ini )
4.6.
Modulasi ( pemuatan
kedalam carrier )
Sesudah
penggabungan, maka signal hasil penggabungan dimuat kedalam carrier (truk )
yang akan membawanya.. Proses pemuatan ini disebut Modulasi. Carrier berbentuk
sinusoida murni. Melalui proses modulasi (modulation ) maka carrier ini diganggu oleh signal pemodulasi hingga
menjadi carrier yang terganggu ( modulated carrier).
Setiap sinusoida mempunyai 3 parameter yaitu Amplitudo , Frekwensi dan
Phasa.
Dalam
teknik modulasi maka penumpangan signal dapat pada perubahan parameter :
-
Amplitudo, sistem disebut
amplitudo modulasi. Amplitudo berubah sesuai dengan signal perubah.
-
Frekwensi, sistem disebut
frekwensi modulasi. frekwensi berubah sesuai dengan signal perubah.
Phasa, sistem modulasi
disebut Phase modula-si. Phasa berubah sesuai dengan signal perubah
Alat
yang melakukan perubahan ini disebut modulator. Pada bagian terima ada
peralatan demodulator yang mendeteksi gangguan
yang ada pada sebuah carrier. Proses deteksi ini disebut Demodulation
dan peralatan yang digunakan disebut demodulator.
4.6.1.
Modulasi amplitudo. ( AM )
Sinyal
yang akan dibawa s = S sinwst
c = C
sin wc
t ws = 2 p fs
Getaran
pembawa yang terganggu pada amplitudonya.
cm
= C(1+ks) sin wct
k =
index modulasi
Modulasi
dikatakan 100% jika k=1
cm
= C + CS sin wct sin
wst
= Csin wct+½CS(sin(wc + ws)t+
sin (wc - ws)t)
tugas: jika power sinusoida
adalah ½ k.Amp2 hitunglah power tiap – tiap komponen dalam modulasi
amplitudo tersebut diatas. pada modulasi
100 % bagaimanakah bentuk getarannya ?
Jika yang diambil untuk
diteruskan :
a. fc-fs,fc,
fc+fs disebut
AMDSB(double side band)
b. fc-fs,fc
atau fc, fc+fs disebut AM SSB
c. jika amplitudo fc
ditekan disebut Supress carrier.
d. jika yang dikirim
adalah DSB dengan salah satu bagian dari sideband dikurangi maka disebut ISB.
Tugas:
Gambarkan
bentuk gelombang-nya jika pemodulasi adalah sinyal digital ( high or low voltage ) seperti disamping
ini.
4.6.2.
Modulasi
frekwensi.(Frekwensi modulation)
Pada
modulasi frekwensi maka frekwensi carrier ( pembawa ) di ganggu oleh frekwensi
sinyal. Maka persamaan getaran yang termodulasi menjadi?
Cfm
= C sin wc(1+ks)
t
=Csinwc(1+
kS sin wst)t
=Csin(wc+ks wcsin ws )t
Secara
rumus diatas kita akan melihat bahwa frekwensi carrier akan bertambah atau
berku-rang dengan perubahan maksimum adalah Df= kSwc dan
pita frekwensi yang keluar adalah :wc - Df sampai
wc + Df dan BW = 2Df
carlson mengemukakan bahwa BW FM optimal dapat ditulis dengan rumus :
BW =
2 (Df+
fm)
Dimana
fm = frekwensi sinyal ter-tinggi
Semakin
besar har-ga k maka DF semakin besar dan BW yang
dibutuhkan akan semakin banyak.
Gambarkan
bentuk gelombang jika pemodulasi FM adalah digital.
4.6.3.
Modulasi phasa
Pada
modulasi phasa maka sinyal pemodulasi ditumpangkan pada phasa. Dengan perkataan
lain phasa berubah sesuai dengan sinyal pemodulasinya.
Jika getaran pembawa mempunyai persamaan :
c = C sin ( wc t + y ) Ã w = 2 p f t
Dan
sinyal s = S sin wst maka getaran modulasi menjadi :
CPM = C sin (wct -
kS∫sin wst dt)
= C sin (wct +
kS/ws cos wst )
Jika
persamaan diatas diteruskan maka akan diperoleh hasil seperti pada FM, hanya
index modulasinya dipengaruhi oleh frekwensi sinyal.
Media transmisi Radio
5.2.1.
Pembagian band frekwensi
Pembagian
band frekwensi dan karakteristik tiap band Penggunaan frekwensi radio sangat
tergantung pada tujuan dan sifat aplikasinya.
Yang menjadi pertimbangan adalah jarak, iklim, kondisi lapangan, kapasitas. Pembagian band
frekwensi ini ditentukan dengan kesepakatan
dalam ITU. (international Telecommunication Union )
pembagian frekwensi radio sbb:
3
- 30 KHz VLF 30-300 KHz LF
0.3 -
3 MHz MF 3 - 30
MHz HF
30
- 300 MHz VHF
0.3 -3
GHz UHF
3
- 30 GHz SHF 30 -300 GHz EHF
-
Kecepatan menjalar
gelombang radio adalah 3. 10 8 m/s . Jika frekwensi sinyal yang
bergerak adalah f Hz ( T detik untuk satu perioda getar ) maka panjang gelombangnya adalah l = 3.108 / f meter
Pancaran radio tidak dapat lepas dari penggunaan antena yang akan
mentransfer gelombang elektris menjadi gelombang radio. Beberapa
macam antena tergantung pada keperluan dan frekwensi yang digunakan sebagai
berikut :
Pada
antena kita mengenal istilah, Gain antena. Gain antena didefinisikan sebagai
perbandingan power yang dipancarkan maksimum terhadap power yang dipancarkan
jika tidak pakai antena ( isotropik kesegala arah ).
Istilah
kedua adalah half power beam width yaitu besarnya pentangan sudut dimana daya
pancarnya adalah ½ ( 3 dB) dari pancaran
maksimum.
5.2.2.
perambatan gelombang radio (propagasi)
5.2.2.1. Ionosphere.
Radiasi
ultra vilolet (UV)oleh matahari mengionkan molekul – molekul atmosphere.
Semakin mendekati bumi intensitas UV semakin kecil,
hingga
pada permukaan bumi tidak ada lagi atmosphere yang terionkan. Pada lapisan
ionosphere ini terdapat banyak elektron bebas yang bergerak secara acak dan
mungkin saja akan bersatu kembali dengan ion positifnya untuk menjadi atom
netral. Khususnya untuk daerah didekat
permukaan bumi dimana atmosphere padat, maka kejadian bersatu kembali elektron
dan ion sangat besar. Tidak demikian halnya
dengan lapisan ionosphere. Pada tempat yang sangat tinggi, atmosphere akan
semakin renggang hingga jumlah ion/ elektron bebas juga semakin sedikit hingga konsentrasi ion
juga kecil
Dalam
ionosphere terdapat lapisan – lapisan
yang konsentrasi ionnya berbeda dan otomatis pada ketinggian yang berbeda.
Lapisan jarak dari muka bumi konsentrasi elektron
Ionosphere ini hanya ada pada saat ada intensitas matahari. d. p . l. terjadi
pada siang hari dan sangat menurun pada malam hari.
Kelakuan ionosphere adalah memantulkan gelombang yang datang dengan sudut
tertentu dan pada frekwensi MF,
Gelombang radio akan mengalami redaman pada setiap pantulan sehingga kuat medan
yang diterima berbanding terbalik dengan jarak yang dilalui. Semakin tinggi frekwensi yang radio yang
digunakan maka effek lapisan ionosphere juga semakin berkurang. Untuk pita
frekwensi HF, VHF atau SHF maka gelombang radio akan langsung menembus lapisan
ionosphere.
Muka bumi juga memantulkan gelombang elektromagnetik. sebab itu dengan
kerja antara muka bumi dan lapisan
ionosphere maka sinyal dapat disampaikan
pada jarak yang jauh.
Permbatan gelombang dengan pantulan oleh ionosphere ini sangat tidak stabil,
kadang kala dapat diterima kuat, kadang pula diterima lemah. Ketidak
teraturan ini dikenal dengan nama fading
( fade out = hilang sama sekali).
Perhitungan yang dipakai adalah probability sistem transmisi pada suatu
media tertentu akan hilang sama sekali.
Contoh.
Jika dikatakan fading = 40 dB ini berarti kemungkinan terjadi fading terbesar
40 dB. dan probability terjadi hal terjelek adalah P= 10 – F/10
Fading
ini dapat terjadi secara cepat dapat pula secara lambat tergantung pada gerak
benda pemantulnya.
5.2.2.2. Gelombang radio Mikro.
Gelombang
radio mikro adalah gelombang radio yang menggunakan frekwensi VHF s/d SHF.
Karena tingginya frekwensi yang digunakan maka gelombang ini merambat lurus
karenanya dikenal dengan nama pancaran LOS ( Line of sight ).
Gelombang
radio mikro digunakan untuk membawa
sinyal dari satu stasiun radio kestasiun radio lainya dengan jarak k. l 60 – 100 km. Kadang untuk kebutuhan didalam kota dapat juga
digunakan untuk jarak dekat.
Pada
gelombang mikro ini, maka masalah redaman karena hujan, redaman karena halangan
( obstacle) ataupun redaman karena lapisan udara yang memantul sangat
mempengaruhi kinerjanya.
Sistem
ini dapat membawa informasi digital dari 8
MBPS s/d 144 MBPS atau s/d 1920 VBW @ 64 KBPS.. Untuk kecepatan yang
lebih rendah dari diatas maka sistem gelombang mikro ini tidak effisien.
Keterbatasan
gelombang mikro adalah fading yang besar dan jarak yang dicapai tidak terlalu
jauh karena harus LOS.
5.2.2.3. sistem komunikasi lewat
satelit
Pengertian
satelit sebenarnya adalah benda angkasa yang mengelilingi sebuah planit,
misalnya planit bumi mempunyai satelit alam yaitu bulan. Dalam sistem
telekomunikasi maka manusia menempatkan sebuah benda angkasa buatan yang diisi
dengan perangkat radio. Benda ini digunakan sebagai repeater diangkasa.
Satelit
buatan, yang diluncurkan manusia, akan bergerak mengelilingi bumi dengan
perioda putar T menuruti hukum kepler.
a. Orbit
satelit adalah garis lengkung berderajat dua dengan salah satu fokusnya adalah
pusat bumi.
b. Kecepatan
tempuh luas juring konstan.
c. Pangkat
dua perioda putar sebanding dengan pangkat tiga setengah sumbu panjang.
Dari
hukum kepler ketiga didapat : T2 = 4 p 2
a3 / m
Dimana
m =
400.000 km3/s2
Jika
dipaksakan bentuk orbit harus lingkaran maka
T2
= 4 p 2
(R+h)3 /m
dimana
R = jari2=6370 km. bumi sedangkan h = jarak satelit kemuka bumi. Dengan
mengambil T = 24 jam maka diperoleh harga h = 36.000 km. Dan R+h=42.400 km
Untuk
harga R + h yang lain dan orbit berbentuk lingkaran maka dapat diperoleh harga
T sebagai berikut :
Satelit GSOdengan ketinggian
35780 km telah lama digunakan sebagai repeater komunikasi diangkasa. Satelit
ini bergerak dibidang khatulistiwa dengan perioda putar 24 jam, sinkron dengan
rotasi bumi. Dengan demikian maka satelit itu akan terlihat tetap dari satu
titik dibumi. Tiap satelit GSO sebenarnya
dapat meliput 1/3 bagian bumi.
Pada prakteknya daerah liputan ini dipengaruhi oleh jenis antena yang
dipakai di satelit. Kita
mengenal liputan global ( 1/3 bumi ) atau liputan spot ( hanya sebagian kecil
saja dari bumi yang diliputnya.). besarnya liputan ini juga mempengaruhi power
yang dipancarkan dan diterima oleh bumi. Jika liputannya global maka power yang
diterima terbagi rata atas luas liputan.
Masalah
utama dari GSO ini adalah jaraknya yang jauh hingga dibutuhkan power pancar
yang besar dan penerima yang mempunyai kepekaan yang tinggi, Disamping itu
jarak yang besar juga menimbulkan masalah delay perjalanan gelombang.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, sekarang ini telah dioperasikan satelit LEO ataupun
MEO yang berjarak kecil dan delay kecil. Kesulitan utamanya LEO atau MEO adalah
perioda putarnya yang tidak sinkron dengan perioda rotasi bumi. Kekurangan perioda putar ini diatasi dengan
menempatkan satelir LEO/MEO dalam suatu bentuk
konsta-lasi yang terus bergerak
dan meliput secara bergantian. Disamping
itu ada komunikasi antar satelit untuk dapat terus melayani pemakainya.
Harga
satelit GSO cukup mahal karena kapasitasnya besar dan kwalitasnya harus sangat tinggi untuk
menghadapi lingkungan di angkasa luar. Tetapi
untuk menempatkan satelit tersebut maka
kendaraan peluncurnya akan lebih mahal lagi dari pada harga satelitnya.
Sebaliknya
satelit LEO kapasitasnya tidak terlalu besar tetapi harus bekerja bersama dalam
konstelasi banyak satelit. Umumnya, satelit LEO digunakan untuk komunikasi
satelit bergerak.
Jumlah
harga satelit yang disediakan dan harga kendaraan peluncurnya mungkin dapat
lebih mahal dibandingkan dengan GSO. Tetapi jika diperhitungkan dengan
investasi stasiun bumi, maka stasiun bumi LEO dapat dioperasikan dengan perangkat
yang kecil saja dan antena juga tidak
terlalu besar (sedikit lebih besar dari Hand phone ).
Satelit
dalam perjalanan hidupnya harus selalu dikendalikan dari bumi supaya sikap dan
kedudukannya tidak menyimpang dari ketentuan. Untuk pengendalian diperlukan
bahan bakar – bahan bakar. Bahan bakar ini diisikan disatelit, sehingga
jumlahnya tidak tak terba tas. Jika bahan bakar ini habis, maka habislah umur
satelit ini. Utk pelistrikannya, maka
digunakan batere dan solar cell.
Dari
uraian diatas, maka umur satelit ditentukan oleh banyaknya bahan bakar yang
tersedia.
Satelit
PALAPA menggunakan frekwensi 6 GHz untuk pancaran dari bumi ke satelit (Up link
) dan 4 GHz untuk pancaran dari satelit ke bumi (Down link ). Pita frekwensi yang dibawanya adalah 500 MHz
terbagi dalam 12 kanal satelit (transponder).
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
12
3.7
3.74 3.78 3.82
3.86 3.90 3.94
3.98 4.02
4.06 4.10 4.14 4.18
5.925 UPLINK 6.423 GHz
Tiap pemancar stasiun bumi dapat memancarkan
gelombang pembawanya pada salah satu kanal (transponder ) dengan lebar pita
frekwensi sesuai kebutuhannya. Carrier pembawa ini akan diterima oleh satelit –
diperkuat – kemudian dipancarkan kembali ke bumi. Pancaran satelit ini adalah pancaran broadcast
yang dapat diterima oleh semua stasiun bumi penerima didaerah liputannya.
Berdasarkan
sifat pancar dan terima satelit ini, maka satelit dapat menghubungkan titik
dimana / kemanapun dalam daerah lingkupannya. Hubungan yang mungkin adalah hubungan point to point, point to multipoint, multipoint to multipoint.
Penentuan
lokasi stasiun bumi juga sangat bebas dan dapat dipasang hanya dalam orde hari
saja jika perangkatnya sudah ada. Tidak seperti pembangunan sistem terestrial
yang membutuhkan waktu berbulan – bulan. Disamping itu permasalahan fading
tidak menjadi masalah yang besar untuk komunikasi satelit.
5.3. Sistem radio bergerak.
Suatu
perkembangan yang amat berarti bagi sistem telepon terjadi ketika muncul sistem
telepon bergerak. Dengan sistem ini maka pemegang telepon dapat bergerak bebas
sambil bertelepon, bahkan dapat berkomunikasi data dari dalam mobil.
Adapun
jaringan telepon bergerak terdiri dari jaringan Base stasion dan jaringan pelanggan. Jaringan Base stasiun adalah jaringan antara
base stasiun dengan MSC ( Main Switch Controler ) sedangkan jaringan pelanggan adalah
hubungan antara pesawat mobile dengan
base stasiun ( BS) sebagai penerus ke MSC. Tiap – tiap BS menggunakan frekwensi
yang berlainan.
Tiap
– tiap BS mempunyai daerah liputan sendiri yang tidak terlampau luas. Selama MS
berada didalam daerah liputannya hubungan MS ke MSC dilakukan lewat BS
tersebut. Jika MS bergerak pindah dari satu liputan BS ke liputan BS lain, maka
terjadi transaksi pindah pelayan ( Hand over ) antar BS dengan koordinasi MSC.
Dalam
koordinasi perpindahan, MS akan melapor
kepada BS baru bahwa dia ada dalam jangkauannya. Hal ini disampaikan kepada MSC
dan MSC mencatat lokasi pelayanan untuk MS tersebut, sambil memerintahkan BS
untuk melepas / melayani MS tersebut.
Luas
cakupan BS ditentukan oleh banyaknya MS ( probabilitas rata – rata pada jam
tersibuk) dalam BS tersebut. Semakin banyak MS maka daerah liputan BS akan
semakin kecil. Bahkan dalam satu gedung dapat saja dibuat mini BS yang hanya
melayani MS yang ada digedung itu.
Dengan
diidentifikasi daerah liputan dimana MS berada maka MSC akan mudah mencarinya
pada saat ada panggilan kepada MS.
MS
dapat saja me / di hubungi ketelepon
manapun didunia ini karena MSC tersambung ke sentral – sentral telepon tetap
atau bergerak lainnya.
Dengan
adanya kemungkinan penggunaan frekwensi ulang untuk tiap – tiap daerah liputan
BS, maka sistem telepon bergerak ini dapat menampung banyak pelanggan untuk daerah
yang semakin luas.
Sekarang
ini telepon bergerak sudah mulai memanfaatkan satelit sebagai BS. Untuk itu
digunakan satelit LEO karena jaraknya dekat dan batere MS tidak perlu terkuras
banyak. Contohnya adalah satelit Garuda dari PSN. Masalahnya satelit ini mahal,
sedangkan satelit LEO membutuhkan jumlah satelit banyak untuk mengcover seluruh
dunia.
Perkembangan
lain adalah penempatan sentral dan BTS disuatu kendaraan yang melayang
diangkasa setinggi 20 km. Benda tersebut adalah sebuah balon helium yang dikendalikan
oleh sebuah pesawat.
0 komentar:
Posting Komentar